STUDI KRITIS
TERHADAP SALAH SATU PRINSIP GERAKAN
KAMMI,
“PERBAIKAN ADALAH TRADISI PERJUANGAN
KAMMI”
VIKI ADI NUGROHO
KAMMI KOMISARIAT UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
KAMMI DAERAH SLEMAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Segala
Puji bagi Alloh yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk banyak
belajar. Sehingga mampu bersyukur dan menyelesaikan tulisan yang sedikit ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dimana
karena beliau lah islam kemudian menyebar, menjadikan dunia ini makmur.
Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
segenap proses penyusunan makalah yang sederhana ini. Meski tuntutan dari
berbagai aktivitas lebih banyak, namun Alhamdulillah bisa terselesaikan. Semoga
Alloh memberikan kebaikan atas hasil usaha ini.
Dalam
menyampaikan perbaikan ini, tentu kita paham bahwa mahasiswa ini ialah anasir
perubahan, dan kampus adalah salah satu medan perubahan. Maka tidak patut kalau
ia disiakan berlalu begitu saja. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat.
Saya
yakin masih banyak kekurangan, karena memang sumbernya juga masih sedikit dan
diakumulasi dengan pengalaman yang belum genap satu tahun kepengurusan. Tentu
ini belumlah lengkap. Masih banyak acuan yang bisa dijadikan rujukan. Kritik
dan saran sangat ditunggu untuk perbaikan ke depan.
Terima
kasih.
Wassalamu’alaikum.
Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Alloh menciptakan manusia di bumi ini pasti bukanlah
hal sia-sia seperti yang telah digariskan dalam aqidah. Seperti disebutkan
dengan jelas dalam nash Al-Quran bahwa tiada lain tugas manusia ialah
beribadah. Arti ibadah di sini tentu sangatlah luas.
Dialog Alloh dengan malaikat telah menjadi
catatan bahwa Alloh menciptakan manusia sebagai pemakmur di bumi, sebagai
pemimpin di bumi, dan ini juga merupakan ibadah dalam cakupan yang lebih luas
lagi. Karena sebagai pemakmur bumi, pemimpin bumi, maka sudah jelas bahwa misi
manusia ialah misi peradaban. Ia membawa misi perbaikan (ishlah). Perbaikan
inipun secara jelas Rasulullah telah mencontohkan bergerak dalam sebuah
komunitas (jamaah), tidak cukup jika hanya dilakukan sendirian.
Sebagai organisasi yang mewadahi mahasiswa
muslim, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menawarkan salah satu prinsip
dari enam prinsipnya, yaitu “Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI”. Tentu
ini bukanlah hal yang baru. Karena memang ini adalah prinsip yang telah
ditegaskan Alloh kepada hamba-Nya yang juga sudah dicontohkan kepada
Rasulullah.
Dari sini lah kemudian saya ingin mencoba
memberikan studi kritis terhadap prinsip ini.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan saya analisis:
1. Apa
arti dari prinsip “perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI”?
2. Bagaimana
cara KAMMI melakukan prinsip tersebut?
C.
Tujuan
dan Manfaat
Adapun
tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui
arti atau maksud dari prinsip “perbaikan adalah tradisi KAMMI”.
2. Mengetahui
bagaimana cara KAMMI melakukan prinsip ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti
dari Prinsip “Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI”
Disini saya akan mengawali dengan
menganalisis per makna kata yang nantinya akan disimpulkan menjadi makna secara
utuh.
1.
Perbaikan
Perbaikan
menurut KBBI ([Daring] badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/)
antara lain: pembetulan (hasil, perbuatan, usaha), keadaan menjadi baik, dsb.
Saya garis bawahi pada membetulkan dan keadaan menjadi baik.
Sementara
dalam Al-Quran makna perbaikan (ishlah)
ini juga banyak sekali disebutkan dengan berbagai maknanya, mulai dari amal
sholeh, hidayah, iman, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran,
hingga keutamaannya sebagai perintah Alloh seperti dalam Q.S. Hud: 88, Al-Asr:
1-3, Al-Anam: 48, Ar-Ra’du: 23-24, dan masih banyak yang lainnya. Saya garis
bawahi pada saling mengingatkan.
Juga
dalam Q. S Al-Anfal: 39, bahwa upaya perbaikan ini ialah supaya jangan ada
fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Alloh. (Hasan Al-Banna, 2012: 36)
Saya garis bawahi pada jangan ada fitnah
dan agama itu semata-mata untuk
Alloh.
Upaya
perbaikan kehidupan harus bersandar pada syariat islam yang secara kuat
berupaya memelihara lima aspek kehidupan dalam kehidupan manusia yaitu: agama,
akal, jiwa, kehormatan, dan harta. (Mahfudz Sidiq, 2003: 216) Saya garis bawahi
pada syariat islam dan lima aspek kehidupan.
Dalam
Fiqih Dakwah pada Bab Penjelasan Umum Tentang Dakwah, maka konsep perbaikan
akan tercermin dalam tujuan dakwah dengan menjadikan tujuannya ialah Alloh
semata. (Musthafa Masyhur, 2013: 5) Saya garis bawahi pada tujuannya ialah Alloh semata.
Begitu
pula Sayyid Quthb dalam buku Petunjuk Jalan nya dalam konsep Laa ilaa ha ilallaah, maka jalan ini
memang jalan yang harus diawali dengan pemurnian dan penghambaan hanya kepada
Alloh untuk mendapatkan tujuan. (Sayyid Quthb, 2013: 166) Saya garis bawahi
pada pemurnian dan penghambaan.
Dalam
Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna bab Kepada Apa Kami Menyeru Manusia (7) pada
sub bab jalan tersebut sudah jelas, dijelaskan bahwa perbaikan ini pada
dasarnya ialah amar ma’ruf nahi munkar.
(Hasan Al-Banna, 2012: 58) Saya garis bawahi pada amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam
strategi Perubahan KAMMI – secara konsep sama dengan risalah pergerakan Hasan
Al-Banna – secara garis besar upaya perbaikan ini ada tahapannya, yaitu:
mewujudkan pribadi muslim yang diridhoi Alloh, mewujudkan rumah tangga dan
keluarga islami, mewujudkan masyarakat dan lingkungan islami, mewujudkan negara
yang diridhoi Alloh, dan mewujudkan peradaban dunia yang diridhoi Alloh. (Amin
Sudarsono, 2010: 89) Saya garis bawahi pada tingkatan/ tahapan amal.
Dalam
Risalah Muktamar Kelima dalam sub bab Fikrah ikhwanul muslimin menghimpun
seluruh makna ishlah (perbaikan) dijelaskan bahwa fikrah Islam adalah fikrah
yang melingkupi seluruh aspek ishlah al ‘ummah
(perbaikan masyarakat) dan didalamnya setiap unsur dari berbagai pemikiran
dalam rangka perbaikan. (Hasan Al-Banna,
2012: 538) Saya garis bawahi pada perbaikan
seluruh aspek perbaikan masyarakat.
Dari
pengertian-pengertian diatas maka dapat saya simpulkan bahwa yang dimaksud
perbaikan di sini ialah upaya mengubah atau membetulkan kehidupan masyarakat
dengan cara ber amar ma’ruf nahi munkar
pada seluruh aspek – politik, sosial, budaya, pendidikan, dsb – dengan segala
tahapan/ tingkatan amal dengan tujuan semata-mata untuk Alloh.
2. Tradisi
Dalam
KBBI ([Daring] badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/),
tradisi diartikan dengan makna: (1) adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek
moyang) yang masih dijalankan di masyarakat. (2) Penilaian atau anggapan bahwa
cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
Saya
yakin dalam hal ini tidak ada perdebatan mengenai pengertian tradisi, yang
jelas poin di sini ialah “kebiasaan”,
dan “penilaian bahwa cara-cara yang
telah ada adalah benar”.
3. Perjuangan
Perjuangan
dalam KBBI ([Daring] badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/)
ialah: (1) perkelahian (merebut sesuatu, peperangan), (2) usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya, (3) salah satu
wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik. Saya
garis bawahi usaha penuh kesukaran dan
bahaya dan wujud interaksi sosial.
Di
dalam Al-Quran bisa dilihat dalam Q. S Al-Hujurat: 15, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar.” Berjuang di sini lebih diartikan dengan istilah beramal
dan jihad (kesungguhan). Jihad memiliki banyak dimensi seperti jihad melawan
hawa nafsu, jihad berperang, dan sebagainya. Saya garis bawahi berjuang disini
identik dengan beramal dan berjihad.
Juga dalam Q. S. Al-Ankabut: 1-3, sudah jelas
bahwa Alloh akan menguji manusia sehingga akan terlihat mana mana yang
bersungguh-sungguh, mana yang berdusta. Konsep perjuangan di sini bisa kita
lihat bahwa perjuangan yang dimaksud ialah “kesungguhan” dalam hal “berdakwah”
karena ujian yang datang pasti butuh yang namanya “saling mengingatkan”.
Sehingga Perjuangan dalam jalan dakwah tidaklah mudah, tidaklah halus, tidaklah
selalu cepat. (Musthafa Masyhur, 2013: 6). Saya garis
bawahi tabiat jalan perjuangan “dakwah”.
Perjuangan
dalam “berdakwah” memiliki tiga aspek amal, yaitu hati, lisan, dan tangan.
Sehingga perjuangan melalui ketiga aspek amal ini harus disesuaikan dengan
situasi kondisi, khususnya yang berkaitan dengan tangan (kekuatan) karena ini
akan berkaitan dengan cara yang dilakukan dalam berdakwah, tidaklah mungkin
menebar nilai kebaikan jika dilakukan dengan keburukan. (Muhith Muhammad Ishaq,
2012: 69) Saya garis bawahi situasi
kondisi dan cara yang dilakukan.
Sehingga saya simpulkan
bahwa perjuangan adalah usaha atau amal yang dilakukan dengan sungguh-sungguh –
karena tabiat jalan dakwah yang tidak mudah - dengan meniatkannya untuk
berjihad di jalan Alloh (dakwah) sesuai dengan situasi kondisi dan dilakukan
dengan cara yang baik dan sesuai syariat.
Setelah mengetahui arti dari beberapa kata di
atas, saya akan kembali pada pembahasan awal, apa arti dari prinsip “perbaikan
adalah tradisi perjuangan KAMMI”. Bahwa KAMMI memiliki tujuan perbaikan. KAMMI
berupaya mengubah atau membetulkan kehidupan masyarakat dengan cara ber amar ma’ruf nahi munkar pada seluruh
aspek – politik, sosial, budaya, pendidikan, dsb – dengan segala tahapan/
tingkatan amal dengan tujuan semata-mata untuk Alloh. KAMMI menjadikan tujuan
perbaikan ini sebagai hal yang mendasar, sebagai suatu prinsip yang sebenarnya
bukan prinsip baru, namun sudah tertera dalam nash Al-Quran dan dicontohkan
oleh Rosulullah. Sehingga tersebut lah sebagai kata “tradisi”.
Tentu dalam upaya menuju perbaikan ini
memiliki berbagai tahapan seperti perbaikan diri sendiri, keluarga, masyarakat,
pemerintahan, negara, dan dunia. Juga tahapan dakwah mulai dari pengenalan,
pembentukan dan amal nyata.
KAMMI sebagai penyeru kebaikan, maka cara
yang dilakukan pun adalah cara-cara yang baik dan sesuai aturan/ syariat,
cara-cara yang sesuai dengan situasi kondisi. Karena islam adalah rahmat untuk
seluruh alam.
B.
Cara
KAMMI melaksanakan Prinsip Perbaikan sebagai Tradisi Perjuangan
Sebelum melihat cara pelaksanaan prinsip ini, maka
alangkah baiknya jika kita melihat apa visi misi Gerakan KAMMI. Adapun visinya
ialah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa
depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Perlu
digaris bawahi pada “kepemimpinan” dan “masyarakat islami (madani)”. (Mahfudz
Sidiq, 2003: 206)
Sedangkan misi nya, yaitu: (1) menjadi pelopor, perekat,
dan pemercepat proses perubahan, (2) memberikan pelayanan sosial, (3)
memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. (Mahfudz Sidiq, 2003: 211)
Visi misi di atas ialah visi misi awal terbentuknya KAMMI,
meski hingga kini sudah terjadi penyempurnaan. Namun intinya sama hanya
diperjelas bagian perinciannya.
Kenapa kita harus melihat visi KAMMI lalu setelah itu melihat
prinsip KAMMI? Apa hubungannya? Dalam GBHO yang dibentuk pada saat Muktamar VII
(Aceh). Visi KAMMI ialah tujuan yang hendak dicapai atau kondisi yang ingin
diwujudkan oleh KAMMI. Sedangkan prinsip gerakan KAMMI adalah nilai-nilai dasar
gerakan yang menjiwai pergerakan KAMMI sebagai suatu amal jama’i. Prinsip
gerakan adalah ciri khas pergerakan KAMMI yang secara unik membedakannya dengan
gerakan lain. Prinsip ini merupakan tradisi yang menjadi tetapan (tsawabit) gerakan dan menjadi tolak ukur
konsistensi (asholah) gerakan KAMMI.
Kita bisa menyimpulkan hubungan visi dan prinsip. Bahwa
untuk mencapai visi tersebut, maka KAMMI harus berpegang pada
prinsip-prinsipnya. Sehingga dalam mencapai tujuan digunakanlah cara-cara yang
baik.
Di sini saya tidak akan membahas contoh apa saja yang
sudah dilakukan KAMMI dalam usaha melakukan perbaikan, namun saya lebih
menyoroti pada konsep caranya, antara lain:
1. Dalam
hal “kepemimpinan”, sesuai dengan visinya untuk mencetak kader-kader yang
memiliki karakter kepemimpinan muslim untuk masa depan, kita bisa merujuk pada
bidang/departemen serta agenda-agenda yang dilakukan KAMMI. Selain Ketua,
Sekjen dan perangkatnya, bendahara, ada bidang Kajian Strategis/ Kajian Publik,
ada kaderisasi, ada Sosial/ Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan Wilayah, serta
Dana dan Usaha.
Sesuai
pembahasan “perbaikan”, salah satunya dengan mencetak pemimpin muslim masa
depan yaitu dengan adanya sistem/alur kaderisasi salah satunya Dauroh Marhalah
dan sertifikasinya. Dalam hal ini KAMMI juga sangat memperhatikan bab pembinaan
dan keilmuan, mulai dari kelompok MK (madrasah KAMMI – semacam liqo), kajian
fikroh dan manhaj, diskusi, baca buku, dan sebagainya. Sehingga kesadaran/
nalar politik islam kader ini akan tergugah sehingga dengan kesadarannya bisa
menempati pos-pos penting dalam lembaga kampus (konteks mahasiswa), baik
lembaga dakwah, maupun lembaga umumnya, seperti DPM, BEM, HIMA, UKM, dsb. Dalam
hal ini kedudukan bukan tujuan, namun hanya sarana. Efek samping menduduki pos
penting ini juga akan menjadi daya tarik kaderisasi karena ketokohannya. Karena
pemimpin “masa depan”, maka harapannya kader yang di kampus sudah belajar,
setelah keluar mampu menjadi pemimpin pembaharu di masyarakat.
Seperti
kita tahu mengapa awal terbentuknya KAMMI, ternyata sudah mampu mengumpulkan
massa dengan jumlah banyak saat rapat akbar di masjid Al-Azhar hingga 20ribu
orang, salah satunya karena sudah tersebarnya kader dakwah di berbagai bidang,
sehingga untuk mengumpulkan massa dan memberi pengaruh lebih mudah karena ia
punya karakter kepemimpinan yang bagus.
Selain
dari situ, kepemimpinan juga bisa dibentuk dengan daya kritis mahasiswa
mengkaji kebijakan dan berbagai masalah yang terjadi di sekitarnya lalu
mengambil sikap apa yang akan dilakukan. Seperti saat suksesi kepemimpinan dan
penggulingan Soeharto hingga mengawal proses pemerintahan transisi.
Sehingga
harapannya karakter “kepemimpinan muslim masa depan” ini mampu menjadi agen
pelopor, perekat, dan pemercepat proses perubahan ke arah perbaikan.
2. Dalam
masyarakat, sesuai visinya membawa perbaikan ke arah “masyarakat madani” yaitu
masyarakat yang jauh dari otoriterianisme (demokratis), dipenuhi dengan
nilai-nilai keadilan, persamaan, kebebasan, dan kemerdekaan. (Mahfudz Sidiq,
2003: 210).
Namun
masyarakat madani tidak akan terwujud jika pemerintahannya juga tidak bisa
madani, sehingga mengapa “kepemimpinan muslim masa depan” sangat penting dalam
KAMMI sebagai agen perubahan.
Adapun
untuk mencapai visi ini, telah tertuang dalam misinya yaitu pelayanan sosial
dan pendidikan politik pada masayarakat. Dalam pelayanan sosial, maka ada
bidang khusus menangani ini yaitu bidang sosial/ pemberdayaan masyarakat yang
memiliki kegiatan berbasis amal sosial. Bahkan untuk menangani krisis atau
semacam musibah pernah dibuat lembaga semi otonom seperti SSC (Social Service Center) yang mengurusi
aksi sosial. Sedangkan dalam pendidikan politik kepada masyarakat sebenarnya
sederhana, yaitu dengan merespon isu-isu, masalah-masalah, kebijakan-kebijakan
di sekitar yang kemudian diboomingkan
melalui aksi, dan itu sebenarnya ialah bagian dari pencerdasan politik bagi
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa diambil, yaitu:
1. Perbaikan
adalah tradisi KAMMI merupakan Prinsip yang dibawa KAMMI adalah perbaikan dalam
segala aspek kehidupan di masyarakat dan penyebarannya pun dengan cara-cara
yang baik.
2. Cara-cara
atau peran perbaikan ini, KAMMI mengaplikasikannya dengan membuat bidang yang
spesifikasi pada hal tertentu, membuat perangkat kaderisasi dan pembinaan serta
jenjang nya, menyadarkan kader-kadernya akan pentingnya masuk ke berbagai aspek
atau pos penting sehingga bisa berkontribusi memberikan perbaikan.
B.
Saran
1. Makalah
ini sangatlah sedikit referensi dan masih banyak pendapat subyektif berdasarkan
pengalaman yang masih sedikit, sehingga masih banyak kekurangan. Pembaca bisa
menelaah di berbagai sumber lain.
2. KAMMI
sebagai gerakan perbaikan yang menyeru tentu butuh pembinaan, maka gencarkan
lagi bab pembinaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Banna,
Hasan. 2012. RISALAH PERGERAKAN HASAN AL-BANNA Jilid 1. Surakarta: Era Adicitra
Intermedia.
Ishaq,
Muhith Muhammad. 2012. FIQH POLITIK Hasan Al-Bana. Jakarta: Robbani Press.
Masyhur,
Musthafa. 2013. Fiqih Dakwah Jilid 1. Surakarta: Era Adicitra Intermedia.
Quthb,
Sayyid. 2013. MA’ALIM FI ATH-THARIQ Petunjuk Jalan yanag Menggetarkan Iman.
Yogyakarta: Darul Uswah.
Sidiq,
Mahfudz. 2003. KAMMI DAN OERGULATAN REFORMASI (Kiprah Politik Aktivis Dakwah
Kampus dalam Perjuangan Demokratisasi di Tengah Gelombang Kritis Nasional
Multidimensi). Solo: Era Intermedia.
Sudarsono.
Amin. 2010. IJTIHAD MEMBANGUN BASIS GERAKAN. Jakarta: Muda Cendekia Press.
badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ , 19
Oktober 2015, Pukul 21.56 WIB.
BIOGRAFI PENULIS
Sebut
saja Viki. Nama lengkap Viki Adi Nugroho. Asli kelahiran Cilacap, di desa
Patimuan, 28 September 1994. Mulai mengetahui tarbiyah dengan berkenalan
bersama liqo sejak SMP kelas tiga. Meski SMA sempat vakum, karena para murabbi
awal sedsang sibuk menyiapkan basis pendidikan dan sosial.
Saya
tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren. Hanya hidup dekat lingkungan
mushola saja. Namun Alloh memberikan kepada saya sikap yang berbeda dari yang
lain, yaitu komitmen dan rasa ingin tahu. Semenjak SMP mungkin saya suka buku.
Namun suka membaca baru semenjak masuk ke perguruan tinggi.
Organisasi
yang pernah saya ikuti semenjak SMP ialah OSIS. Di SMA mengikuti Remas As-Salam
dan OSIS juga. Sebenarnya di kampus sudah mulai penat dengan organisasi. Namun
berkat pernah liqo, maka di kampus semenjak masuk pertama kali, liqo sudah
berjalan. Dari sini lah berawal kesadaran dakwah kampus. Sangat sederhana Alloh
mengubah sejarah.
Kuliah
di program studi Pendidikan Seni Rupa. Orang bilang sesuatu yang melenceng.
Karena semenjak SMA, fisika menjadi bidang fokusan saya. Ternyata kebutuhan
akan mengekspresikan perasaan itu mungkin yang mengarahkan saya kesana.
Aktif
di kepengurusan UKMF KM Al-Huda FBS UNY. Berawal dari staf di Bidang Media dan
Wacana (BMW) tahun 2014. Kemudian menjadi Ketua Bidang Kaderisasi dan Pembinaan
UKMF KM Al-Huda FBS UNY 2015. Di KAMMI sendiri baru aktif di kepengurusan tahun
2015 sebagai staf BUMK (Badan Usaha).
Pekerjaan
masih aktif sebagai mahasiswa dan masih bergelut dengan bisnis desain, drawing,
painting (wajah dan karikatur), dan sejenisnya.
Mas mbok kei aku referensi, pembahasanmu kui abot luh 😩😩
BalasHapushehe.. gaza book store fut wkwk
HapusAku mbahas paradigma satu aja kali ya mas
BalasHapusTerimakasih, cukup membantu membuat makalah study kritis...
BalasHapusTerimakasih, cukup membantu membuat makalah study kritis...
BalasHapusiya, sama-sama, terima kasih kembali telah mengunjungi blog dan tulisan
Hapus