Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, kami dari admin meminta maaf atas khilaf yang mungkin ada.
Lama tidak berjumpa, masih ingat dengan artikel tetesan pembalikkan? dengan membahas tiga energi di dalamnya, yaitu energi keberanian, kesabaran, dan keikhlasan.
Akhirnya pada tulisan ini sampailah pada energi keikhlasan.
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
(Al-An’am 162)
Kalau
sebelumnya kita telah membahas tentang
keberanian dan kesabaran maka kali ini kita akan membahas juru kunci dari semua
itu. Juru kunci yang semua amal akan sia-sia jika tanpanya. Juru kunci yang
akan menentukan diterimanya amalan-amalan kita. Engkau benar, dialah ikhlas.
Sebuah
kata yang sering kali kita ucapkan namun sulit untuk dilaksanakan atau
dipraktekkan di lapangan. Sebuah kata yang memang sulit diamalkan karena
berbagai kepentingan akan merasuk ke dalam hati manusia. Setan yang akan
merusaknya, hawa nafsu yang akan membelokkannya, meski awalnya mungkin hati
sudah merasuk dalam wilayah ikhlas. Sehingga Rasulullah pun mewanti-wanti
dengan sabdanya bahwa akan ada tiga golongan yang ketika ditanya oleh Alloh
sehingga ia dilempar ke neraka hanya karena keikhlasannya. Mulai dari orang
yang berperang di jalan Alloh hanya karena ingin dianggap orang yang kuat,
pemberani, orang pengajar Al-Quran/ penceramah yang belajar dan mengajarkan
ilmu Alloh hanya karena ingin dianggap orang yang alim, sampai orang yang
memberi/berinfak karena ingin dikenal dermawan. Semua akan dikembalikan pada
niat tujuan awal. Maka mengapa imam Nawawi menempatkan hadis tentang keutamaan
niat dalam hadis pertama di hadis Arba’in.
Benarkah
kita sudah bisa ikhlas?
Masih
ingatkah dengan kisah orang Arab Badui? Ketika ia masuk islam lalu ikut hijrah
hingga ia mengikuti perang Khaibar. Menanglah umat islam dengan harta rampasan
perang yang dibawanya. Kemudian ghanimah itupun dibagikan. Apa yang kemudian
orang Arab Badui ini katakan? Dia mengatakan, “Apa ini?”, Rasul menjawab, “ini
jatahmu” (jatah karena ia ikut berperang), Arab Badui berkata, “Aku tidak
menginginkan ini, yang aku inginkan karena aku mengikutimu ya Rosul hanyalah
agar leherku tertancap dengan panah, lalu aku mati, dan aku masuk surga”.
Akhirnya di kesempatan berperang setelah itu dia meninggal seperti yang ia
inginkan. Lalu jasadnya dibawa ke Rasulullah kemudian beliau menyolatinya dan
berkata, “Ya Alloh ini hamba Mu keluar berhijrah ke jalan Mu dan mati syahid,
aku menjadi saksi”
Atau
masih ingatkah dengan kisah Salman Al-Farisy yang ingin menikahi akhwat di
Madinah? Ia galau karena ia bukanlah penduduk asli Madinah, hingga ia tiba
memantapkan hatinya dan menemui saudaranya dari kaum anshor yaitu Abu Darda
agar mau melamarkannya. Akhirnya setelah semua siap mereka berangkat dan
menemui wali nya, dari balik hijabnya sang akhwat ini berbicara dengan diwakili
oleh ibunya yang intinya bahwa sang akhwat menolak lamaran Salman, namun jika
yang melamar adalah Abu Darda maka ia akan menerimanya. Apa yang terlintas
dipikiran kalian tentang hal ini? Sakitnya itu dimana ketika engkau berada pada
pihak Salman? Namun apakah jawaban Salman? Ya, Salman mengiakan dan memberikan
semua mahar yang telah ia siapkan untuk saudaranya Abu Darda, bahkan siap
menjadi saksinya. Masya Alloh.. sudahkah ikhlas ini menunjam dalam hati kita?
Atau
masih ingatkah kisah Ali bin Abi Tholib? Ketika ia pulang menemui istrinya
sambil menanyakan, “apakah ada makanan?” Fatimah menjawab, “tidak ada, yang ada
hanyalah uang 6 dirham untuk membeli makanan anak kita”, “Baiklah, berikanlah,
biar aku yang akan membelikan”, kata Ali. Ali pun pergi membawa uang tadi untuk
membeli makanan, namun ditengah jalan ada seorang yang berkata, “berilah aku
uang, aku sedang sangat membutuhkannya”, akhirnya Ali memberikan uang 6 dirham
tadi dan pulang tidak membawa apa-apa. Fatimah pun bertanya, “mana makanan yang
engkau beli?”, Ali menjawab, “semua sudah aku sumbangkan ke orang yang
membutuhkan di jalan. Fatimah tersenyum dan bahagia mendengar jawaban Ali.
Kemudian Ali pergi lagi untuk berkonsultasi dengan Rosul akan hal ini. Ditengah
jalan ada orang yang berkata, “Wahai Ali, belilah ontaku ini 100 dirham, aku
sedang membutuhkannya”, Ali berkata, “Aku tidak mempunyai uang”, “Tak Aapa, bawalah
ontaku ini dan jual lah, dan serahkan hasilnya kepadaku”, kata orang tadi. Ali
pun membawa onta itu ke rumahnya dan di tengah jalan bertemu dengan orang lagi,
“wahai Ali, mau dibawa ke mana onta ini?”, “mau aku jual” jawab Ali, orang tadi
berkata, “baiklah, aku beli 300 dirham”. Lalu Ali terkejut dan menyimpan 200
dirham tadi dan menyerahkannya ke Fatimah kemudian akan menyerahkan 100 dirham
nya lagi ke orang yang memiliki onta, namun Ali pergi dulu menemui Rosul untuk
berkonsultasi masalah ini. Namun Rosul telah mengetahui akan hal ini, sehingga
belah berkata, “wahai Ali, saya yakin jika engkau menemuiku pasti akan ada
urusan yang penting, ketahuilah bahwa orang yang menjualkan onta itu adalah
malaikat Jibril dan yang membeli adalah malaikat Mikail”.
Coba
perhatikan kisah ini, masihkah istri di Indonesia tersisa seperti sifat Fatimah
atau suami sebaik Ali? Perhatikan sisi ikhlas di sini, memberikan apa adanya di
jalan Alloh yang ia miliki bukan? Sehingga benar Alloh akan menggantinya dengan
yang lebih banyak?
Itulah
ikhlas, karena syarat diterimanya amal ada dua, yaitu benar sesuai tuntunan
Rasul dan ikhlas, ketika salah satu tidak terpenuhi maka amalnya tidak
diterima.
Dari
gambaran diatas sudah ketemu makna ikhlas itu? Ya, ikhlas itu adalah segala macam
amalan kita, ibadah kita, semua kita niatkan kita tujukan hanya untuk Alloh
semata, bukan karena pujian, kedudukan, dan hal-hal duniawi lainnya. Adapun
jika tiba-tiba mendapatkan reward hal-hal dunia itu hanya lah efek samping
saja, bukan keinginan awalnya.
Karena
ikhlas adalah amalan hati, maka berhati-hatilah. Hanyalah engkau dan Alloh yang
tahu, kemudian malaikat mencatatanya, setan ingin merusaknya, dan hawa nafsu
ingin membelokkannya.
Semoga
Alloh memberikan kelapngan bagi kita, sehingga ikhlas akan merasuk dan
menghujam tinggi dalam hati kita, Aamiin.
Wallahua'lam
Semoga
bermanfaat.
Wassalamualaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar