Rabu, 17 Juni 2015

TEKNIK SUKSES MERAIH RAMADHAN

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Bismillah...
Saudaraku, Ramadhan akhirnya menyapa kita kembali, Ramadhan 1436 H. Bulan yang sangat dirindukan bagi mereka yang tahu hakikat hidangan Allah yang hanya setahun sekali ini. Bagi pencari kenikmatan ibadah, bagi pemburu manisnya keta’atan, dan bagi yang gandrung dengan kepuasan ruhani… Ramadhan sangat dinanti. Suka cita, bergembira ria dan penuh permohonan kepada Allah swt agar Ramadhan kali ini menjadi yang terbaik dari tahun-tahun sebelumnya. Ya Rahman, Ramadhan begitu dekat, maka takdirkan kami bertemu dengannya dalam keadaan sehat wal afiat, dan memiliki kekuatan dan kemauan untuk mengoptimalkan ibadah-ibadah Ramadhan.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- saat Ramadhan tiba bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang (H.R. Ahmad).

Berikut beberapa teknik meraih sukses Ramadhan :

1. Ikhlas (murni) untuk Allah SWT dalam segala ibadah yang kita lakukan.

Ikhlas untuk Allah SWT adalah ruh segala ketaatan, kunci agar segala kebaikan diterima di sisi-Nya serta pintu bagi pertolongan dan taufiq Tuhan semesta alam. Sesuai dengan kadar niat, keikhlasan dan kesungguhan terhadap Allah SWT dan dalam mengingatkan berbagai kebaikan, sesuai kadar itu pula pertolongan Allah SWT datang kepada seorang hambanya yang beriman. Ibnu al-Qayyim berkata: “Sesuai dengan kadar niat seorang hamba, obsesi, kehendak dan keinginannya dalam hal itu, seperti itu pula taufiq Allah SWT dan pertolongan-Nya”.
Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk ikhlas dalam beramal, untuk Dia semata, tidak untuk sesiapa pun selain-Nya.
(البينة : 5) وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْ للهَ مُخْلِصْيِنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (Q.S. Al-Bayyinah: 5).
Jika seseorang yang sedang berpuasa mengetahui bahwa ikhlas adalah pintu bagi pertolongan dan taufiq Allah SWT, maka hal ini akan menjadi motivasi yang sangat baik baginya untuk melakukan optimalisasi Ramadhan dengan segala bentuk ketaatan kepada Allah SWT {(Puasa + Ikhlas untuk Allah) = semangat dan motivasi tinggi}

2. Mengetahui bahwa nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- setiap menjelang kedatangan bulan Ramadhan selalu memberi berita gembira kepada para sahabatnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah bulan yang agung, dan agung pula setiap usaha untuk optimalisasi dengan berbagai bentuk ketaatan dan ibadah. Tersebut dalam satu riwayat bahwa:
(رواه أحمد) قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ،
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian puasa di siang harinya. (H.R. Ahmad).

3. Merasakan pahala yang agung yang telah Allah SWT siapkan untuk orang-orang yang berpuasa.  

Diantaranya adalah:
a. Bahwa pahala orang yang berpuasa sangatlah besat, saking besarnya, tidak ada siapa pun yang mengetahuinya selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
(رواه البخاري) كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya (H.R. Bukhari).
b. Siapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah, maka ia akan dijauhkan dari neraka sejauh 70 tahun. Ini ganjaran satu hari, bagaimana kalau satu bulan penuh?!
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَقُولُ : مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ (متفق عليه) اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًًا
Dari Abu Sa’id Al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Siapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah maka Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun‘”. (Muttafaqun ‘alaih).
c. Puasa akan memberi syafaat kepada yang melakukannya sehingga ia akan memasukkannya ke dalam surga.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ : أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ : مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ : (رواه أحمد) فَيُشَفَّعَانِ
Dari Abdullah bin ‘Amr -radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Puasa dan Al-Qur’an memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat, puasa berkata: “Wahai Tuhanku! Saya telah mencegahnya dari makan dan syahwa di siang hari, oleh karena itu terimalah syafaat saya untuknya!”. Lalu Al-QUr’an berkata: “Wahai Tuhanku, saya telah memcegahnya dari tidur di malam hari, oleh karena itu, terimalah syafaat saya untuknya!”. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Lalu syafaat keduanya diterima Allah SWT”. (H.R. Ahmad).
d. Di dalam surga ada satu pintu yang bernama Al-Rayyan, pintu ini hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ : أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ (متفق عليه) مِنْهُ أَحَدٌ
Dari Sahl -radhiyallahu ‘anhu dari nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya di surga ada satu pintu bernama Al-Rayyan, dari pintu ini akan masuk orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak ada siapapun selain mereka yang akan memasuki pintu ini, dikatakan (diserukan): Mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka semua berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang memasuki pintu ini, jika orang-orang yang berpuasa telah masuk, maka pintu itu ditutup, sehingga tidak ada seorang pun selain mereka yang memasukinya”. (Muttafaqun ‘alaih).
e. Puasa Ramadhan menghapus dosa-dosa yang telah berlalu. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه – قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا (متفق عليه) غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan karena mengharap pahala di sisi Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni‘”. (Muttafaqun ‘alaih).
Dalam hadits lain Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ : الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى (رواه مسلم) الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ’shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus-penghapus dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi’”. (H.R. Muslim).
f. Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ (رواه مسلم)وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jika datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu”. (H.R. Muslim).
g. Doa orang yang berpuasa bulan Ramadhan dikabulkan Allah SWT.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ؛ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ : وَعِزَّتِي (رواه أحمد والترمذي وقال : حديث حسن) لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: ‘Tiga orang yang doa mereka tidak ditolak; orang yang berpuasa sehingga ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang terzhalimi akan diangkat Allah SWT di atas awan dan dibuka untuknya pintu-pintu langit, dan Allah SWT berfirman: ‘Demi izzahku, sungguh Aku akan mendolongmu walaupun setelah beberapa saat’”. (H. R. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadits ini hasan”.
Setelah kita ketahui betapa besar pahala yang Allah SWT sediakan bagi orang-orang yang berpuasa, maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain membangun motivasi dan semangat untuk mengisi siang dan malam hari Ramadhan dengan berbagai amal shaleh dan segala bentuk ketaatan.

4. Mengetahui bahwa di antara petunjuk Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memperbanyak berbagai bentuk ibadah.

Contoh yang diberikan Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau mengkhususkan Ramadhan dengan berbagai ibadah, sesuatu yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lainnya. Jika kita mengetahui bahwa beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memperbanyak berbagai macam ibadah pada bulan ini, maka kita akan bersemangat untuk memperbanyak ibadah dalam rangka mencontoh dan meneladani beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah SWT berfirman:
(الأحزاب : 21) لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ الله أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik. (Q.S. Al-Ahzab: 21).

5. Memahami dengan baik keberkahan-keberkahan yang ada di bulan Ramadhan.

a. Keberkahan cita rasa keimanan. Hal ini bisa kita saksikan betapa pada bulan ini seorang mukmin terlihat sangat kuat keimanannya, hatinya hidup, selalu tafakkur, dan cepat ingat dan sadar. Hal ini tentunya merupakan bagian dari pemberian Allah SWT yang dilimpahkan kepada para hamba-Nya. Jika kita merasakan adanya keberkahan ini tentulah kita akan termotivasi dan tergugah semangat kita untuk beribadah.
b. Keberkahan kekuatan fisik. Saat seseorang berpuasa, walaupun ia tidak makan dan minum, namun sebenarnya kekuatan fisiknya sedang bertambah, sehingga akan terasa ringan baginya untuk menjalankan berbagai ibadah, baik berupa shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, tarawih dan sebagainya.
c. Kerbakahan waktu. Saat kita berada di bulan Ramadhan, dalam satu hari satu malam kita mampu melakukan berbagai ibadah yang jika diukur secara kuantitatif mungkin sesuatu yang baru bisa kita lakukan dalam beberapa hari di luar Ramadhan. Hal ini adalah tanda keberkahan waktu yang Allah SWT berikan kepada para hamba-Nya di bulan Ramadhan.
Jika kita menyadari hal ini pastilah akan termotivasi untuk memperbanyak amal ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Allahu A’lam. []

Kisah Sa’id bin Harits Berbuka Puasa Bersama Bidadari

Hisyam bin Yahya al-Kinaniy berkata, “Kami berperang melawan bangsa Romawi pada tahun 38 H yang dipimpin oleh Maslamah bin Abdul Malik. Dalam pertempuran itu ada di antara kami seorang lelaki yang bernama Sa’id bin Harits yang terkenal banyak beribadah, berpuasa di siang hari, dan shalat di malam hari.
Saya melihat orang itu adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah, baik siang maupun malam hari. Jika dia tidak sedang melakukan shalat atau ketika kami berjalan-jalan bersama, saya lihat dia tidak pernah lepas dari berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an.
Pada suatu malam ketika kami melakukan pergantian jaga (saat mengepung benteng Romawi), sungguh saat itu kami dibuat bingung olehnya. Saat itu saya katakan kepadanya, ‘Tidurlah sebentar karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi pada musuh. Jika terjadi sesuatu agar nantinya kamu dalam keadaan siaga.’
Lalu dia tidur di sebelah tenda sedangkan saya berdiri di tempatku berjaga. Di saat itu saya mendengar Said berbicara dan tertawa, lalu mengulurkan tangan kanannya seolah-olah mengambil sesuatu kemudian mengembalikan tangannya sambil tertawa. Kemudian ia berkata, ‘Semalam.’ Setelah berkata seperti itu tiba-tiba ia melompat dari tidurnya dan terbangun dan bergegaslah dia bertahlil, bertakbir, dan bertahmid.
Lalu saya bertanya kepadanya, ‘Bagus sekali, wahai Abul Walid (panggilan Sa’id), sungguh saya telah melihat keanehan pada malam ini. Ceritakanlah apa yang kau lihat dalam tidurmu.’
Dia berkata, ‘Aku melihat ada dua orang yang belum pernah aku lihat kesempurnaan sebelumnya pada selain diri mereka berdua. Mereka berkata kepadaku, ‘Wahai Sa’id, berbahagialah, sesungguhnya Allah swt. telah mengampuni dosa-dosamu, memberkati usahamu, menerima amalmu, dan mengabulkan doamu. Pergilah bersama kami agar kami menunjukkan kepadamu kenikmatan-kenikmatan apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu.’
Tak henti-hentinya Sa’id menceritakan apa-apa yang dilihatnya, mulai dari istana-istana, para bidadari, hingga tempat tidur yang di atasnya ada seorang bidadari yang tubuhnya bagaikan mutiara yang tersimpan di dalamnya. Bidadari itu berkata kepadanya, “Sudah lama kami menunggu kehadiranmu.” Lalu aku berkata kepadanya, “Di mana aku?” Dia menjawab, “Di surga Ma’wa.” Aku bertanya lagi, “Siapa kamu?” Dia menjawab, “Aku adalah istrimu untuk selamanya.”
Sa’id melanjutkan ceritanya. “Kemudian aku ulurkan tanganku untuk menyentuhnya. Akan tetapi dia menolak dengan lembut sambil berkata, ‘Untuk saat ini jangan dulu, karena engkau akan kembali ke dunia.’ Aku berkata kepadanya, “Aku tidak mau kembali.” Lalu dia berkata, “Hal itu adalah keharusan, kamu akan tinggal di sana selama tiga hari, lalu kamu akan berbuka puasa bersama kami pada malam ketiga, insya Allah.”
Lalu aku berkata, “Semalam, semalam.” Dia menjawab, “Hal itu adalah sebuah kepastian.” Kemudian aku bangkit dari hadapannya, dan aku melompat karena dia berdiri, dan saya terbangun.
Hisyam berkata, “Bersyukurlah kepada Allah, wahai saudaraku, karena Dia telah memperlihatkan pahala dari amalmu.” Lalu dia berkata, “Apakah ada orang lain yang bermimpi seperti mimpiku itu?” Saya menjawab, “Tidak ada.” Dia berakta, “Dengan nama Allah, aku meminta kepadamu untuk merahasiakan hal ini selama aku masih hidup.” Saya katakan kepadanya, “Baiklah.”
Lalu Sa’id keluar di siang hari untuk berperang sambil berpuasa, dan di malam hari ia melakukan shalat malam sambil menangis. Sampai tiba saatnya, dan sampailah malam ketiga. Dia masih saja berperang melawan musuh, dia membabat musuh-musuhnya tanpa sekalipun terluka. Sedangkan saya mengawasinya dari kejauhan karena saya tidak mampu mendekatinya. Sampai pada saat matahari menjelang terbenam, seorang lelaki melemparkan panahnya dari atas benteng dan tepat mengenai tenggorokannya. Kemudian dia jatuh tersungkur, lalu dengan segera aku mendekati dia dan berkata kepadanya, “Selamat atas buka malammu, seandainya aku bisa bersamamu, seandainya….”Lalu ia menggigit bibir bawahnya sambil memberi isyarat kepadaku dengan tersenyum. Seolah-olah dia berharap ‘Rahasiakanlah ceritaku itu hingga aku meninggal’. Kemudian dari bibirnya keluar kata-kata, “Segala puji bagi Allah yang telah menepati janji-Nya kepada kami.” Maka demi Allah, dia tidak berucap kata-kata selain itu sampai dia meninggal.Kemudian saya berteriak dengan suaraku yang paling keras, “Wahai hamba-hamba Allah, hendaklah kalian semua melakukan amalan untuk hal seperti ini,” dan aku ceritakan tentang kejadian tersebut. Dan orang-orang membicarakan tentang kisah itu dan mereka satu sama lain saling memberikan teguran dan nasihat. Lalu pada pagi harinya mereka bergegas menuju benteng dengan niat yang tulus dan dengan hati yang penuh kerinduan kepada Allah swt. Dan sebelum berlalunya waktu Dhuha benteng sudah bisa dikuasai berkat seorang lelaki shaleh itu, yaitu Sa’id bin Harits. Allahu a’lam.

Semoga apa yang admin sampaikan bisa bermanfaat. Sukses untuk Ramadhan 1436 kali ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar