Unsur-Unsur dan
Prinsip-Prinsip Seni Rupa kaitannya dengan Desain,
Teori dan Aplikasi
Untuk Softfile (ms. word) nya yang lengkap (sudah disertai gambar) bisa download DISINI
Maaf jika di bawah ini belum ada gambarnya
1. Apa
saja unsur-unsur dalam seni rupa yang berkaitan dengan desain? Beri penjelasannya!
(Teori)
Unsur-unsur dalam seni rupa (berkaitan
dengan desain atau nirmana sebagai dasar desain) sebagai berikut:
a. Garis
(line)
Garis dapat dimaknai sebagai jejak dari suatu benda.
Ketika kita menggoreskan alat tulis dan itu meninggalkan jejak, maka jejak
tersebut dapat disebut garis. Garis tidak memiliki kedalaman (depht), hanya memiliki ketebalan dan
panjang. Oleh karena itu garis disebut elemen satu dimensi.
Wujudnya sangat bervariasi,
sesuai apa yang akan kita butuhkan, ada lurus, zigzag, putus-putus, lengkung,
tebal-tipis, vertikal-horisontal, dan sebagainya yang masing-masing memiliki
citra yang berbeda.
Begitu pula arahnya, kita
bisa membuat variasi sesuai citra atau apa yang kita butuhkan.
b. Bidang
(shape)
Segala bentuk apa pun yang memiliki dimensi tinggi dan
lebar disebut bidang. Bidang dapat berbentuk geometris (lingkaran, persegi,
segitiga, elips, dan sebagainya) dan bentuk non geometris (tidak beraturan,
misal bentuk daun).
Bidang geometris memiliki kesan formal, sebaliknya non
geometris memiliki kesan tidak formal, santai dan dinamis.
Pengertian bidang dalam desain grafis tidak sebatas
itu, area kosong di antara eleman visual dan space yang mengelilingi foto bisa
dianggap sebagai bidang, dan bidang kosong ini bahkan bisa dianggap sebagi
elemen desain.
c. Warna
(color)
Warna merupakan salah satu elemen atau unsur yang
dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca atau pengamat.
Dalam seni rupa, warna dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu;
1. Hue
– pembagian warna berdasarkan nama-nama warna, seperti merah, biru, hijau,
kuning dan sebagainya.
2. Value
– terang gelapnya waarna.
3. Intensity
– tingkat kemurnian atau kejernihan warna.
Untuk pembahasan lebih lanjut akan dibahas dalam
aplikasi warna, di nomor selanjutnya.
d. Gelap-terang
(value)
Perbedaan nilai gelap-terang dalam desain grafis
disebut value. Salah satu cara untuk
menciptakan kemudahan baca adalah dengan menyusun unsur-unsur visual secara
kontras gelap terang. Kontras value bersifat relatif, sangat dipengaruhi oleh
background dan elemen-elemen lain disekitarnya.
Berdasar nilai
gelap-terangnya, warna dibagi menjadi beberapa tingkatan, mulai dari warna
paling terang (putih), sangat terang (kuning), terang (kuning-oranye,
kuning-hijau), sedang (merah-oranye, merah, hijau, biru-hijau), sampai ke warna
gelap (ungu), dan yang paling gelap (hitam).
Secara umum, kontras
gelap-terang memiliki kemudahan baca lebih tinggi dibandingkan kontras warna
(hue). Untuk contoh gambarnya bisa dilihat di nomor selanjutnya dibagian
aplikasi gelap-terang.
e. Tekstur
(texture)
Tekstur adalah nilai raba atau halus-kasarnya suatu
permukaan benda. Tekstur ada dua yaitu nyata dan semu. Tekstur nyata, misalnya
permukaan pohon yang kasar (alam), kartu kredit atau kartu nama yang bertekstur
(buatan). Tekstur semu misalnya tekstur-tekstur yang ada pada gambar, dimana
ketika diraba halus, namun terkesan kasar.
f.
Ruang
Ruang disini ialah lebih banyak kepada kesan mata.
Dimana perspektif berperan disini, juga gelap-terang. Karena benda yang makin
jauh dengan mata akan lebih gelap dan kabur, sementara yang lebih dekat dengan
mata akan lebih terang dan jelas, meski arah datang cahaya juga ikut andil
dalam hal ini.
Dengan adanya ruang, desain atau gambar akan lebih
dinamis dan enak dilihat mata.
g. Ukuran/Format
(size)
Besar-kecilnya elemen visual perlu diperhitungkan
secara cermat sehingga desain memiliki nilai keterbacaan yang tinggi.
Dimana yang akan diutamakan atau lebih penting dibuat
lebih besar, baik dalam hal tulisan maupun gambar.
2. Bagaimana
aplikasi dari unsur-unsur seni rupa (khususnya desain) diatas? (Aplikasi)
a. Garis
(line)
Dalam aplikasinya, wujud garis sangat bervariasi,
dapat dimanfaatkan sesuai citra dan kebutuhan. Garis lurus terkesan kaku dag
terkesan keras dan dinamis dan formal, garis lengkung terkesan lembut dan
luwes, garis zigzag terkesan keras dan dinamis, garis beraturan terkesan
fleksibel dan tidak formal.
Gbr. Garis lurus, bergelombang, zigzag, dan
tidak beraturan, masing-masing memiliki citra yang berbeda
Arah garis juga bisa diatur, misal horisontal terkesan
pasif, tenang, damai, garis vertikal terkesan stabil, gagah, dan elegan, garis
diagonal terkesan aktif, dinamis, bergerak dan menarik perhatian.
Gbr. Garis vertikal, horisontal, dan diagonal, masing-masing memiliki
citra yang berbeda
Bisa juga dengan variasi dengan memainkan garis
sebagai elemen desain yang artistik.
Gbr. Garis dapat dibuat tebal-tipis, putus-putus (gbr sebelumnya), dan
variasi lainnya untuk mewujudkan image tertentu
Garis
dapat digunakan untuk mempermudah dan memperjelas pembaca atau pengamat, sering
dipakai sebagai margin, pembatas kolom, pembingkai gambar, atau sekedar pengisi
bidang kosong. Sehingga pemakaian garis harus punya tujuan, jangan hanya untuk
hiasan namun hanya membuat gaduh.
Dalam
desain, terutama DKV, garis diartikan lebih luas, bukan hanya sekedar
pengertian diatas. Misal saja teks yang disusun vertikal, horisontal, diagonal,
melingkar, lengkung selain bisa dibaca maknanya juga bisa dianggap sebagai
garis.
Gbr. Susunan huruf membentuk garis
Bahkan
makna garis bukan hanya yang tergores dalm kertas, bisa juga dertean tiang
lampu, deretan pohon, dsb. Sehingga media itu tak terbatas, apapun bisa
dijadikan inspirasi.
Gbr. Contoh
penggunaan garis dalam iklan outdoor
Gbr. Bentuk angka ‘2’ menggunakan
elemen garis, karya Lennart Wolfert (Netherland)
b. Bidang
(shape)
Contoh kesan bidang:
Gbr. Bidang Geometris (atas), dan
non geometris (bawah), memiliki citra formal dan informal
Seperti telah
disebut diatas, bahwa pengertian bidang dalam desain bukan hanya sebatas itu
saja, namun area kosongpun diantara elemen visual dan space yang mengelilingi foto, bisa disebut pula sebagai bidang.
Untuk menambah
kenyamanan baca, dapat diatur jarak judul dengan margin atas, mengatur blank
space yang mengelilingi gambar, teks, ilustrasi, atau pun misal jarak huruf
dengan gambar.
Secara visual,
teks atau ilustrasi yang dikelilingi bidang kosong akan tampak lebih menonjol
sehingga menambah gairah dan kenyamanan dalam mengamati atau membaca.
Gbr. Bidang
kosong untuk menciptakan gairah membaca
Dan sekali
lagi bidang juga tak terbatas, banyak disekeliling kita yang bisa dijadikan
inspirasi untuk membuat karya seni rupa ataupun desain.
c. Warna
(color)
Pemilihan
warna yang tepat dapat membuat karya atau teks lebih berbicara, misal warna soft terkesan lembut, tenang, romantik,
warna-warna kuat dan kontras terkesan dinamis, dan cenderung meriah. Perlu
diketahui pula kekuatan warna sangat dipengaruhi background.
Contoh:
Gbr.
Satu warna dengan beberapa warna background berbeda
Sesuai
pembahasan warna (no.1), warna dilihat dari tiga dimensi yaitu, hue, value, dan
intensity. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan Hue,
warna dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Warna
Primer, yaitu merah, kuning, biru.
2. Warna
sekunder, merupakan campuran dua warna primer dengan perbandingan seimbang
(1:1), menghasilkan oranye (merah+kuning), hijau (kuning+biru), dan ungu
(biru+merah).
3. Warna
tersier, yaitu warna primer dicampur dengan sekunder.
Gbr.
Warna primer, warna sekunder, warna tersier
Warna dalam
seni rupa berbeda dengan sistem warna di percetakan, karena hanya ada empat
warna, yaitu CMYK, Cyan (light blue), Magenta (pinky red), Yellow dan Black.
Aneka macam warna yang terdapat dalam foto merupakan hasil campuran dari empat
warna CMYK.
Gbr.
Warna tinta cetak offset dikenal dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black)
Secara visual
ada warna dingin dan panas. Warna dingin seperti hijau, biru, hijau-biru, biru-ungu,
dan ungu dapat berkesan pasif, statis, kalem, damai dan kurang mencolok.
Sebaliknya warna panas, seperti merah, merah oranye, oranye, kuning-oranye,
kuning-hijau, dan merah ungu berkesan hangat, dinamis, aktif, dan mengundang
perhatian.
Berdasarkan value, yaitu
terang-gelapnya warna. Semua warna dapat diperlemah kekuatannya dengan cara
dimudakan (dibuat lebih muda), dan dapat diperkuat kekuatannya dengan dituakan
(dibuat lebih gelap). Warna yang dimudakan atau dituakan cenderung kalem dan
tampak lebih lembut. Warna yang dimudakan dengan warna putih disebut tint, dan yang dituakan dengan warna
hitam disebut shade.
Gbr. Gradasi warna
Berdasarkan
intensitasnya (intensity), yaitu tingkat kemurnian atau kejernihan warna (brightness of colour). Suatu warna (hue) disebut memiliki intensitas penuh
ketika tidak dicampuri warna lain, warna murni ini disebut pure hue. Untuk mengurangi intensitasnya dapat dengan menambahkan
sedikit warna lain.
Sehingga
pelukis umumnya tidak terlalu menyukai warna murni, atau mereka mengatakannya
warna mentah, sehingga untuk membuat warna matang, dicampurkanlah warna-warna
lain dengan perbandingan lebih sedikit.
Gbr. Warna-warna harmonis (karya pelukis Sumadi)
d. Gelap-terang
(value)
Dimana kontras value ini dalam
seni rupa atau desain digunakan untuk menonjolkan pesan atau informasi,
sekaligus menciptakan citra. Penggunaan warna kurang kontras dapat menciptakan
kesan kalem, damai, statis, dan tenang. Sebaliknya, komposisi warna-warna
kontras memberikan kesan dinamis, enerjik, riang, dan bergairah.
Kontras value ini bisa dibuat
dengan memadukan warna-warna terang dengan warna-warna gelap.
Gbr.
Kontras gelap-terang, memiliki nilai keterbacaan yang tinggi.
Selanjutnya berdasar tingkatan
warna, maka warna-warna terang akan lebih terbaca jika ditempatkan pada
background gelap, dan sebaliknya.
Gbr.
Kontras value memiliki nilai keterbacaan tinggi (Poster SMK karya Probosiswi,
siswa DKV)
Secara umum, kontras gelap terang
memiliki keterbacaan lebih tinggi dibandingkan kontras warna (hue).
e. Tekstue
(textur)
Tekstur ada dua, yaitu nyata dan
semu. Kemudian dari keduanya dapat dikelompokkan menjadi dua cabang lagi, yaitu
alam dan buatan.
Contoh tekstur pada alam
Gbr. Tekstur
kasar batang pohon
Lalu bandingkan dengan kaca yang
permukaannya halus, keduanya disebut tekstur nyata.
Sedangkan di komputer tersedia
berbagai tekstur yang dapat digunakan untuk menciptakan suatu citra tertentu.
Gbr.
Beberapa tekstur yang ada di komputer.
Dan kebanyakan dari tekstur di
komputer dicetak pada kertas HVS, art paper, dan lain-lain, sehingga tekstur
tersebut hanya bersifat semu. Jarang sekali yang dicetak dengan tekstur nyata,
kecuali untuk kepentingan tertentu, misal kartu nama, kartu kredi, dsb.
Juga perlu diketahui bahwa susunan
huruf-huruf yang sedemikian rupa juga akan membentuk suatu tekstur.
Agar tekstur yang anda buat
orisinil dan lebih menggairahkan, jangan hanya terpacu pada yang tersedia di
komputer, namun lihatlah di alam, terdapat berbagai tekstur yang akan menjasi
inspirasi yang lebih artistik.
Gbr.
Tekstur alam yang artistik
f.
Ruang
Ruang akan menampilkan fungsi tersendiri
sehingga objek akan terasa nyata atau tiga dimensi.
Gbr.
Nirmana bangun bertumpuk yang menimbulkan kesan ruang.
Gbr. OP Art, dengan kesan ruang, gambar seolah
menjadi nyata.
g. Ukuran/Format
(size)
Khususnya pada DKV, besar kecilnya elemen visual
perlu diperhitungkan secara cermat sehingga memiliki nilai keterbacaan yang
tinggi.
Langkah pertama adalah dengan
membuat skala prioritas, misal pada teksnya, tulis apa saja yang akan
ditampilkan, lalu pilih informasi dari yang paling penting, sampai yang paling
tidak penting.
Seolah-olah kita mengajak pengamat
untuk melihat mana yang pertama kali dibaca. Jadi baik teks atau pun gambar
yang utama, dibuat lebih besar, dan sterusnya hingga yang tidak terlalu penting
dibuat semakin kecil. Demikian pula warna, bentuk, dan posisinya, secara visual
perlu dibuat kontras dan menonjol sehingga menjadi focal point (eye catcher/point
of interest).
Jangan sampai semua informasi
dianggap penting, sehingga tidak ada eye cathcer (khusus untuk DKV), namun
untuk lukisan tidak terikat oleh aturan ini, karena melukis pada hakikatnya
bebas menurut kehendak penciptanya.
Gbr.
Poster (karya Herb lubalin), sehingga pembaca mudah menemukan inti dari poster
tersebut, bahwa point of interest nya adalah “NO MORE WAR!”
3. Dalakatakan
seimbang prinsip seni rupa (kaitannya dengan desain) ada yang dinamakan prinsip
keseimbangan. Jelaskan! (Teori)
Keseimbangan
(balance) adalah pembagian sama berat. Komposisi suatu karya (khususnya desain)
dapat dikatakan seimbang apabila objek dibagian kiri dan kanan atau atas-bawah
terkesan seimbang atau sama berat.
Ada dua
pendekatan untuk menciptakan balance. Ini dibahas pada soal selanjutnya.
4. Bagaimana
aplikasi prinsip keseimbangan pada suatu karya seni rupa (kaitannya dengan
desain)? (Aplikasi)
Ada dua pendekatan:
Pertama dengan
membagi sama berat kiri-kanan atau atas bawah secara simetris atau setara, yang
disebut keseimbangan formal. Keseimbangan simetris (formal) mempunyai kesan
kokoh dan stabil.
Gbr.
Keseimbangan formal
Keseimbangan
yang kedua adalah keseimbangan asimetris (informal), yaitu penyusunan
elemen-elemen desain yang tidak sama antara sisi kiri dan kanan namun terasa
seimbang. Misal beberapa elemen kecil di satu sisi dan di sisi lain ditempatkan
satu objek yang besar hingga terasa imbang.
Tidak hanya
dengan ukuran, pencapaian keseimbangan asimetris bisa melalui penyusunan garis,
warna, value, bidang dan tekstur dengan memperhatikan bobot visualnya. Misalnya
secara visual objek gelap lebih berbobot dibandingkan yang berwarna terang.
Juga warna panas secara visual lebih menarik perhatian dibanding warna dingin,
Gbr.
Keseimbangan asimetris pada iklan Media Indonesia
Keseimbangan
asimetris tampak lebih dinamis, variatif, surprise dan tidak formal. Layout
asimetris sering digunakan untuk publikasi hiburan, acara anak-anak dan dunia
remaja yang memiliki karakter dinamis dan tidak formal.
5. Prinsip
kedua dalam seni rupa (kaitannya dengan desain) ialah Tekanan (emphasis). Apa
itu tekanan? Jelaskan! (Teori)
Tekanan ini
dilakukan pada informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan ke
pembaca atau pengamat, sehingga informasi itu perlu ditonjolkan melalui elemen
visual yang kuat. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain dengan menggunakan warna mencolok, ukuran ilustrasi yang dibuat
paling besar, atau dengan dibuat berbeda dengan elemen-elemen yang lain. Karena
informasi ini adalah yang harus pertama kali merebut perhatian (khusunya dalam
DKV).
Dalam seni rupa,
khususnya desain komunikasi visual, seperti yang pernah dikatakan diatas, ada
yang dinamakan focal point / point of
interest / center of interest / eye catcher, yaitu penonjolan salah satu
elemen visual dengan tujuan untuk menarik perhatian, terutama untuk pertama
kalinya karya itu dilihat.
6. Lalu
bagaimanakah membuat focal point dalam prinsip tekanan itu seperti yang telah
dikatakan diatas terutama kaitannya dengan desain?
Untuk membuat focal point / point of
interest ada beberapa cara, antara lain:
a. Kontras
Objek yang dianggap paling penting dibuat berbeda
dengan elemen-elemen lainnya. Misalnya jika elemen-elemen yang lain horisontal,
maka elemen yang akan ditonjolkan dibuat vertikal. Jika semua bidang berwarna
dingin, maka warna panas akan menonjol. Juga objek yang diberi warna mencolok
akan menjadi eye catcher ketika
background atau objek disekelilingnya hitam-putih atau monokrom.
Gbr. Figur anak muda mengenakan kaos dan celana blue
jean, menjadi point of interest karena kontrast dengan sosok-sosok
dibelakangnya.
b. Isolasi
Objek
Focal point dapat diciptakan dengan memisahkan objek
yang akan ditonjolkan dengan objek-objek yang lain.
Gbr. Objek yang terisolasi cendrung
menjadi focal point
c. Penempatan
Objek
Objek yang ditempatkan di tengah bidang juga objek yang berada di titik pusat garis
perspektif akan menjadi pusat perhatian (focal point).
Namun tidak selalu ditengah, yang terpenting
keseimbangan masih diperhatikan.
Gbr. Penempatan objek
Dalam DKV, sangat penting dalam desain terdapat suatu stopping power atau eye catcher, dan itu harus dibuat kuat agar dapat menghentikan
pandangan mata pembaca atau pengamat untuk melihat focal point atau pesan yang ditonjolkan tadi.
Gbr. Stopping power pada iklan
Wacoal
Namun kesederhanaan harus tetap dijaga. Perlu
diperhatikan bahwa penonjolan objek tidak hanya sekedar memperbesar foto atau
ukuran huruf, namun perlu disesuaikan elemen mana yang dianggap penting,
informasi mana yang sekiranya paling diinginkan pembaca. Jika stopping
power menggunakan foto, maka foto harus unik, artistik dan bernilai seni
yang tinggi.
Setelah menentukan satu elemen yang dianggap paling
penting, selanjutnya mempertimbangkan bagaimana menonjolkan elemen itu. Satu
elemen akan terlihat mencuat atau menonjol jika elemen tersebut memiliki
perbedaan dengan elemen visual yang lain.
Gbr. Ilustrasi yang dikelilingi bidang kosong nampak
dominan.
7. Prinsip
yang ketiga dalam seni rupa terutama kaitannya dengan desain ialah Irama
(rhythm). Apa itu Irama? (Teori)
Irama adalah
pola layout yang dibuat dengan cara menyusun elemen-elemen visual secara
berulang-ulang. Dalam kaitannya dengan desain grafis, irama dapat berupa
repetisi dan variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan penyusunan
elemen berulang kali secara konsisten. Sedangkan variasi adalah perulangan
perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran atau posisi.
8. Bagaimana
aplikasi dari irama itu dalam sebuah karya seni rupa terutama kaitannya dengan
desain? (Aplikasi)
Seperti yang
telah dijelaskan bahwa irama bisa diciptakan dengan repetisi dan variasi.
Berikut contohnya:
Gbr. Penyusunan elemen desain dengan cara
mengulang bentuk (Repetisi)
Gbr.
Pengulangan dengan variasi batang kayu, fotografi karya Rudi Torunski
Penyusunan
unsur-unsur visual dengan interval yang teratur dapat menciptakan kesan kalem
dan statis. Sebaliknya pergantian ukuran, jarak, dan posisi elemen dapat
menciptakan suasana riang, dinamis dan tidak monoton. Repetisi dapat
menciptakan kesatuan dan meningkatkan kenyamanan baca. Akan tetapi, perulangan
yang terus menerus tanpa ada variasi, menjadikan desain terasa monoton dan
membosankan.
Gbr. Repetisi
garis yang teratur dengan salah satu garis direnggangkan untuk menghilangkan
kesan monoton
Gbr. Repetisi
garis yang dinamis, tidak monoton
9. Prinsip
keempat dalam seni rupa (berkaitan dengan desain) ialah kesatuan (unity). Apa
yang dimaksud dengan kesatuan disini? (Teori)
Sebuah karya
khususnya desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis,
ada kesatuan antara tipografi, ilustrasi, warna dan unsur-unsur desain lainnya.
10. Bagaimana
bentuk aplikasi prinsip kesatuan dalam karya seni rupa (kaitannya dengan
desain)? (Aplikasi)
Misal desain sebuah buku, majalah, atau
leaflet, kesatuan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Mengulang
warna, bidang, garis, grid, atau elemen yang sama pada setiap halaman.
b. Menyeragamkan
jenis huruf untuk judul, body copy, dan caption.
c. Menggunakan
unsur-unsur visual yang memiliki kesamaan warna, tema, atau bentuk.
d. Gunakan
satu atau dua jenis huruf dengan variasi ukuran dan style (bold, italic, dan
sebagainya)
Gbr.
Kesatuan dibangun dengan warna dan jenis huruf serta layout yang konsisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar