Berawal
dari sebuah pembelajaran bahwa pada hakikatnya kita akan selalu merasa hebat
kalau kita dihadapkan pada orang-orang itu saja, pada orang-orang yang berada
dibawah pada suatu kapasitas tertentu. Namun saya ingin bertanya, benarkah
untuk menjadi hebat harus berada di lingkungan itu untuk selamanya? Atau sama
sajakah dengan katak yang berada di tempurung? Bagaimana jikalau ia keluar dari
kungkungan lingkungan itu sendiri? Apakah ia akan menjadi orang yang hebat?
Belum
tentu jawabnya. Ya, belum tentu. Bahkan karena ilmu itu berserakan di sepanjang
jalan. Ia akan semakin tertinggal.
Begitulah
konsep pembodohan diri. Bahwasanya seharusnya kita mulai mencoba keluar, mulai
mencoba suasana baru, orang baru, masalah-masalah baru, mulai mencoba mengerti
dan memahami apa yang terjadi di sekitar, tidak selamanya terkungkung hanya
pada pembatasan guyon yang tidak jelas tujuannya, tidak hanya mengurung pada
satu komunitas yang asyik dengan berbagai kenyamanannya. Bukankah benar bahwa
monyet yang diterpa badai besar ketika bergelantungan, ia akan semakin kencang
dalam bercengkeram? Malah monyet yang diterpa angin sepoi-sepoi itulah yang
akan menjadi kebinasannya karena ketidakhati-hatiannya sehingga ia jatuh?
Pernahkah
kita berfikir seperti ini? Bahwa ketika masalah-masalah yang kita hadapi hanya
seperti ini terus – karena pada hakikatnya masalah ini ialah perulangan atas
masalah yang lalu yang belum terselesaikan – yang kita hadapi hanya berpijak
pada perspektif yang sama, objek yang sama, sehingga tidak pernah ada cara-cara
jitu untuk memperbaruinya?
Marilah
sejenak kita keluar dari zona nyaman kita, marilah sejenak mengikuti dan
memahami berbagai proses perbaikan disekitar yang bisa kita manfaatkan, naiklah
secara bertahap melalui tahapan, melalui jenjangnya, lakukanlah tarbiyah
dzatiyah (perbaikan diri sendiri) dengan segenap kemampuan kita. Karena Alloh
telah menyuruh kita untuk bertaqwa sesuai kemampuan kita. Namun perlu dicamkan
bahwa semampunya disini ialah kemampuan maksimal, bukan kemampuan minimal.
Konsep
pembodohan diri ini ialah konsep yang mencoba memahami bahwa diri kita belum
ada apa-apanya. Karena tingkatan orang memiliki ilmu memang pada awalnya ia
akan merasa sombong dengan keilmuannya lalu selanjutnya semakin ia banyak
menuntut ilmu, semakin ia banyak berdiskusi, maka merunduklah ia, ternyata
dibalik segudang pengetahuannya, masih banyak pengetahuan di luar sana yang
belum ia ketahui.
Konsep
ini bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa Alloh lah yang Maha Sempurna dengan
segala Ilmu-Nya yang tiada batas. Haruslah manusia sadar akan hal ini dan tidak
patut bagi mereka untuk sombong.
Let’s
tarbiyah dzatiyah (perbaikan diri sendiri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar