Sabtu, 24 Oktober 2015

KONSEP PEMBODOHAN DIRI

Berawal dari sebuah pembelajaran bahwa pada hakikatnya kita akan selalu merasa hebat kalau kita dihadapkan pada orang-orang itu saja, pada orang-orang yang berada dibawah pada suatu kapasitas tertentu. Namun saya ingin bertanya, benarkah untuk menjadi hebat harus berada di lingkungan itu untuk selamanya? Atau sama sajakah dengan katak yang berada di tempurung? Bagaimana jikalau ia keluar dari kungkungan lingkungan itu sendiri? Apakah ia akan menjadi orang yang hebat?
Belum tentu jawabnya. Ya, belum tentu. Bahkan karena ilmu itu berserakan di sepanjang jalan. Ia akan semakin tertinggal.
Begitulah konsep pembodohan diri. Bahwasanya seharusnya kita mulai mencoba keluar, mulai mencoba suasana baru, orang baru, masalah-masalah baru, mulai mencoba mengerti dan memahami apa yang terjadi di sekitar, tidak selamanya terkungkung hanya pada pembatasan guyon yang tidak jelas tujuannya, tidak hanya mengurung pada satu komunitas yang asyik dengan berbagai kenyamanannya. Bukankah benar bahwa monyet yang diterpa badai besar ketika bergelantungan, ia akan semakin kencang dalam bercengkeram? Malah monyet yang diterpa angin sepoi-sepoi itulah yang akan menjadi kebinasannya karena ketidakhati-hatiannya sehingga ia jatuh?
Pernahkah kita berfikir seperti ini? Bahwa ketika masalah-masalah yang kita hadapi hanya seperti ini terus – karena pada hakikatnya masalah ini ialah perulangan atas masalah yang lalu yang belum terselesaikan – yang kita hadapi hanya berpijak pada perspektif yang sama, objek yang sama, sehingga tidak pernah ada cara-cara jitu untuk memperbaruinya?
Marilah sejenak kita keluar dari zona nyaman kita, marilah sejenak mengikuti dan memahami berbagai proses perbaikan disekitar yang bisa kita manfaatkan, naiklah secara bertahap melalui tahapan, melalui jenjangnya, lakukanlah tarbiyah dzatiyah (perbaikan diri sendiri) dengan segenap kemampuan kita. Karena Alloh telah menyuruh kita untuk bertaqwa sesuai kemampuan kita. Namun perlu dicamkan bahwa semampunya disini ialah kemampuan maksimal, bukan kemampuan minimal.
Konsep pembodohan diri ini ialah konsep yang mencoba memahami bahwa diri kita belum ada apa-apanya. Karena tingkatan orang memiliki ilmu memang pada awalnya ia akan merasa sombong dengan keilmuannya lalu selanjutnya semakin ia banyak menuntut ilmu, semakin ia banyak berdiskusi, maka merunduklah ia, ternyata dibalik segudang pengetahuannya, masih banyak pengetahuan di luar sana yang belum ia ketahui.
Konsep ini bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa Alloh lah yang Maha Sempurna dengan segala Ilmu-Nya yang tiada batas. Haruslah manusia sadar akan hal ini dan tidak patut bagi mereka untuk sombong.

Let’s tarbiyah dzatiyah (perbaikan diri sendiri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar