RESUME TA’LIMUL
MUTA’ALLIM
(Bimbingan Bagi Penuntut
Ilmu Pengetahuan)
Karya Syekh Zanurji
Penerjemah: Drs. H Aliy
As’ad, M.M
Tahun: 2007
Penerbit: Menara Kudus
Oleh Viki Adi Nugroho
Mukaddimah
A. Latar
Belakang
Buku
ini hadir karena kekhawatiran penulis bahkan menjadi fakta bahwa banyak yang
menuntut ilmu, namun tidak mendapat faedahnya atau manfaat dan buahnya, yaitu
aplikasi ilmu dan pengembangannya.
B. Judul
dan Isi Buku
Judul
asli nya: Ta’limul Muta’allim Thariqat Ta’allum (Pelajaran bagi pelajar
/penuntut ilmu akan jalannya belajar)
Adapun
isinya:
Pasal
1: tentang pengertian ilmu, fikih, dan keutamaannya.
Pasal
2: tentang niat dalam belajar.
Pasal
3: tentang memilih ilmu, guru, teman, dan tentang ketabahan.
Pasal
4: tentang penghormatan terhadap ilmu dan ulama.
Pasal
5: tentang ketekunan, kontinuitas dan minat.
Pasal
6: tentang Permulaan belajar, kuantitas dan tatib belajar.
Pasal
7: tentang tawakkal.
Pasal
8: tentang waktu keberhasilan.
Pasal
9: tentang kasih sayang dan nasehat.
Pasal
10: tentang istifadhah.
Pasal
11: tentang waro’ ketiika belajar.
Pasal
12: tentang penyebab hafal dan penyebab lupa.
Pasal
13: tentang sumber dan penghambat rizki, penambah dan pemotong usia.
Pasal 1
Pengertian
Ilmu, Fiqih dan keutamaannya
A. Kewajiban
Belajar
Rasulullah
bersabda, “Menuntut ilmu hukumnya fardhu bagi setiap muslim, laki-laki maupun
perempuan”.
Ilmu
paling utama adalah ilmu Hal, dan perbuatan paling utama adalah memelihara Al
Hal. Ilmu hal: ilmu tingkah laku, ilmu keadaan/ kondisi atau ilmu pengetahuan
yang selalu diperlukan dalam melaksanakan agama, yaitu: ilmu ushuludin dan ilmu
fikih. Ilmu ushuludin untuk membimbing iman, ilmu fikih untuk pelaksanaan tata
caranya.
Orang
muslim wajib mempelajari ilmu yang diperlukan untuk menghadapi tugas/ kondisi
dirinya, apapun wujud kondisi/ tugas tersebut. Misal: wajib sholat berarti
harus berlimu tentang sholat. Menjadi pedagang maka ia wajib punya ilmu
berdagang, dsb.
Ada
sebuah kaidah fikih: sesuatu hal yang kewajiban tidak dapat terlaksana kecuali
dengan dia maka hal itu wajib adanya.
B. Kemuliaan
Ilmu
Semua
sudah tahu, bahwa kemuliaan ilmu ini dikhususkan untuk manusia, hewan tidak
ada. Bahkan ini yang membuat keunggulan nabi Adam sehingga malaikat dan iblis
pun diperintahkan untuk bersujud. Selain itu, ilmu juga merupakan wasilah
(sarana) untuk menuju hidayah (kebaikan dan taqwa).
C. Belajar
Ilmu Akhlaq
Bagi
setiap muslim, ini wajib. Agar paham akhlaq yang baik dan yang buruk. Dan
ketika tahu ilmunya, maka akan bisa membedakannyasehingga terjauh dari
sifat-sifat buruk.
D. Ilmu
yang Fardhu Kifayah dan yang Haram dipelajari
Mempelajari
ilmu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu hukumnya fardhu kifayah, jika
dalam suatu daerah ada orang yang mengetahuinya, maka cukuplah, namun jika
tidak ada sama sekali maka semua menanggus dosa, sehingga pemimpin harus segera
untuk memerintahkan agar ada yang belajar ilmu tersebut. Ibarat ilmu yang
fardhu ain seperti yang telah disebut diatas itu seperti makan (primer), dan
ilmu fardhu kifayah ini ibarat obat. Adapun ilmu ramal itu haram.
E. Definisi
Ilmu
Ilmu:
kondisi sedemikian rupa yang jika dimiliki seseorang maka menjadi jelas apa
yang diketahuinya.
Fiqih:
pengetahuan tentang detil-detil ilmu. Berkata Abu Hanifah, ra, : “fiqih adalah
pengetahuan tentang hal yang berguna dan yang berbahaya bagi diri seseorang”.
Juga: “Tiada artinya suatu ilmu kecuali untuk diamalkan, sedang pengamalan ilmu
berwujud meninggalkan orientasi duniawi demi ukhrawi.
Maka
manusia jangan sampai lengah dari hal yang bermanfaat dan berbahaya di dunia
dan akhirat.
Pasal 2
Niat
dalam Belajar
A. Niat
Belajar
Penuntut
ilmu wajib berniat sewaktu belajar, karena ini pokok segala urusan seperti yang
disabdakan rosul, “sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya” (HR.
Bukhori Muslim) juga “Banyak amal perbuatan yang bentuknya perbuatan duniawi,
kemudian menjadi amal ukhrawi, kemudian menjadi perbuatan duniawi sebab buruk
niatnya, dan tidak sedikit amal perbuatan yang bentuknya ukhrawi, kemudian menjadi
perbuatan duniawi sebab buruk niatnya”
B. Niat
Baik dan Buruk
Sebaiknya
penuntut ilmu dalam belajarnya berniat mencari ridho Alloh, kebahagiaan
akhirat, membasmi kebodohan (diri sendiri dan orang lain), mengembangkan agama
dan mengabadikan Islam (dakwah). Diniatkan juga untuk mensyukuri atas
kenikmatan akal dan kesehatan badan, hendaklah tidak niat mencari popularitas,
tidak untuk mencari harta dunia, juga tidak untuk mencari kehormatan di mata
penguasa dan semacamnya.
C. Lezatnya
Ilmu
Barangsiapa
telah menemukan lezatnya ilmu dan pengamalannya maka kecil sekali kesukaannya
terhadap apa yang ada di tangan sesama manusia. Kecuali jika mencari posisi
dilakukan untuk amar ma’ruf nahi munkar, memperjuangkan kebenaran dan
menghancurkan kebatilan, bukan untuk kepentingan hawa nafsu diri sendiri.
D. Pantangan
orang berilmu
Orang
berilmu hendaklah tidak mencemarkan dirinya sendiri dengan bersikap tamak
terhadap sesuatu yang tidak semestinya, dan hendaknya pula menjaga diri dari
hal-hal yang menghinakan ilmu dan orang alim/ ahli ilmu.
Hendaklah
bersikap tawadhu yaitu sikap tengah antara angkuh dan hina, dan sikap perwira.
Pasal 3
Memilih
ilmu, Guru, Teman, dan tentang ketabahan
A. Memilih
ilmu
Penuntut
ilmu hendaklah memilih yang terbagus dari setiap bidang ilmu, memilih ilmu apa
yang diperlukan dalam urusanagama di saat ini, dan kemudian apa yang diperlukan
di waktu nanti. Hendaklah memprioriatskan ilmu tauhid, lalu fiqih. Hindari
perdebatan setelah ulama besar sudah tiada. Tekunilah ilmu-ilmu yang dari
Rasululloh, sahabat, tabiin, tabiut tabiin. Dan janganlah mempelajari ilmu yang
kemudian hanya menimbulkan perdebatan dan peramalan nasib.
B. Memilih
guru
Dalam
memilih guru, hendaklah memilih siapa yang lebih alim, lebih waro’, dan lebih
berusia. Luhur, santun, penyabar, dan ketika kita belajar akan membuat kita
berkembang. Perlu dipertimbangkan terlebih dahulu dalam memilih.
C. Musyawarah
Dalam
menuntut ilmu pun perlu dimusyawarahkan, karena ini merupakan anjuran bahkan
yang senantiasa dilakukan Rasululloh. Disini bermusyawarah dalam memilih guru,
jangan sampai langsung memilih namun baru beberapa hari sudah ingin pergi
karena tidak cocok lalu meninggalkan, itu tidak akan berkah.
D. Sabar
dan tabah dalam belajar
Sabar
dan tabah adalah pangkal yang besar untuk segala urusan, tetapi jarang yang
melakukan, pelajar sebaiknya tabah dan sabar dalam berguru, dalam mempelajari
kitab jangan ditinggalkan terbengkelai, dalam suatu bidang studi jangan
berpindah ke bidang lain sebelum yang pertamasempurna dipelajari, dan dalam hal
daerah belajar jangan berpindah ke daerah lain kecuali terpaksa, karena semua
itu dapat mengacaukan urusan, mengganggu pikiran, membuang-buang waktu dan
menyakiti sang guru. Tabah dalam melawan kehendak nafsu, dan bersabar menhadapi
segala ujian dan bencana.
E. Memilih
teman
Memilih
teman belajar hendaklah memilih orang yang tekun, waro, jujur, mudah memahami
masalah, hendaklah menjauh dari pemalas, pengangguran, cerewet, suka mengacau,
dan gemar memfitnah. karena teman inilah yang akan saling memberi pengaruh
terhadap kita. Seperti sabda rasul, “semua bayi dilahirkan dalam fitrah
(kesucian) Islam, hanya saja kedua orang tuanya menjadikan dia yahudi, nasrani
ataupun majusi”.
Pasal
4
Penghormatan
terhadap ilmu dan ulama
A. Menghargai
ilmu
Pelajar
tidak bakal mendapat ilmu dan tidak juga memetik manfaat ilmu selain dengan
menghargai ilmu dan menghormati ahli ilmu (ulama), menghormat guru dan
memuliakannya.
B. Menghormati
guru
Salah
satu cara memuliakan ilmu adalah memuliakan guru. Diantara perbuatan
menghormati guru ialah tidak melintas di hadapannya, tidak menduduki tempat
duduknya, tidak memulai berbicara kecuali atas izinnya, tidak banyak bicara
disebelahnya dan tidak menanyakan sesuatu yang membosankannya, hendaklah pula
mengambil waktu yang tepat dan jangan pernah mengetuk pintu tetapi bersabarlah
sampai beliau keluar.
Intinya
mencari ridho gurunya, menghindari kemarahannya, menjunjung tinggi perintahnya,
selama tidak melanggar ajaran agama. Termasuk juga menghormati anak-anaknya,
keluarganya dan siapapun yang berkaitan dengannya.
C. Memuliakan
kitab
Salah
satu wujud menghargai ilmu juga dengan memuliakan kitab, karena itu dianjurkan
bagi penuntut ilmu agar tidak mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci.
Diceritakan di kitab ini bahwa ulama-ulama dahulu sangat menghargai kitabnya.
Hingga saat sakitpun, dikisahkan sakit perut hingga wudhu berulang-ulang sampai
17 kali.
Diantara
penhormatan terhadap kitab ialah jangan menjulurkan kaki ke arah kitab,
hendaklah meletakkan kitab tafsir di atas kitab yang lain dengan niat
memuliakan, dan tidak meletakkan barang apapun diatas kitab. Jangan
mencorat-coret, jangan pula membuat catatan-catatan yang mengaburkan kitab,
kecuali terpaksa. Dalam menulis pun jangan dibuat kacau, karena akan menyesal
pasa suatu saat ketika membutuhkan apalagi ketika indera penglihatan sudah
muali rabun dan sebagainya.
D. Menghormati
teman
Salah
satu cara menghormati ilmu adalah menghormati teman belajar dan guru yang
mengajar. Sehingga salinglah berkasih sayang agar mendapat pengetahuan dari
mereka.
E. Sikap
khidmat
Dianjurkan
kepada penuntut ilmu agar memperhatikan seluruh ilmu dan hikmah dengan penuh
ta’dhim serta hormat, meskipun telah seribu kali ia mendengar keterangan dan
hikmah yang itu-itu juga.
F. Pemilihan
bidang studi
Dianjurkan
kepada penuntut ilmu agar tidak memilih sendiri bidang studinya, tetapi
menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada guru, karena guru telah sering melakukan
uji coba sehingga lebih tahu tentang apa yang terbagus untuk seseorang dan
sesuai dengan bakatnya. Kisah yang termahsyur ialah kisah dari Al Bukhari
(periwayat hadist terbesar) yang awalnya belajar tentang ilmu sholat namun
diarahkan gurunya untuk belajar hadist.
G. Posisi
tempat duduk
Dianjurkan
kepada pnuntut ilmu agar di waktu belajar jangan duduk terlalu dekat dengan
guru, kecuali keadaan terpaksa, tetapi hendaklah mengambil jarak antara
keduanya sejauh busur panah, karena posisi demikian itu lebih menghormati.
H. Menghindari
akhlak tercela
Dianjurkan
kepada pencari ilmu hendaklah menghindari akhlak yang tercela, karena hal itu
ibarat anjing, padahal Nabi bersabda, malaikat tidak akan memasuki ruma yang
disitu terdapat patung atau anjing”, sedang manusia nelajar dengan perantaraan
malaikat.
Khususnya
yang harus diantisipasi adalah sikap sombong karena dengan sombong itu maka
tidak bakal diperoleh ilmu.
Pasal
5
Ketekunan,
kontinuitas, dan minat
A. Kesungguhan
hati
Penuntut
ilmu harus bersungguh-sungguh agar berhasil dan mencapai tujuan, “seperti
firman Alloh “Dan mereka yang berjuang untuk mencari keridhoan Kami niscaya
akan Kami tunjukkan mereka kepada jalan kami. Sejauh mana kepayanmu, sekian
pula tercapai harapanmu. Meski harus berjaga ketika di malam hari hanya untuk
senantiasa belajar.
B. Kontinuitas
belajar
Tidak
bisa tidak, pelajar hendaklah secara kontinu belajar dan mengulangi pelajaran
yang telah lewat di awal dan di akhir waktu malam, karena antara maghrib dengan
isya dan waktu sahur (menjelang subuh) adalah saat-saat yang diberkahi Alloh.
C. Menyantuni
diri sendiri
Meski
seperti diatas, namun tetap tidak memforsir diri, tidak membuat diri lunglai sampai
tidak kuat berbuat sesuatu, tetapi hendaklah tetap menyayangi diri sendiri.
Sebagaimana nabi bersabda, “sadarlah, bahwa islam ini agama yang kokoh, maka
perlakukanlah dirimu dengan santun dan jangan kamu perbuat ibadah kepada Alloh
untuk menyengsarakan dirimu, karena orang yang munbit (loyo dan ditinggal
kendaraan) itu tidak sanggup lagi menerjang bumi dan tiada pula kendaraannya.
“dirimu adalah kendaraanmu, maka perlakukanlah dengan santun”.
D. Cita-cita
luhur
Penun
tut ilmu harus bercita-cita tinggi dalam berilmu. Cita-cita akan terwujud
seukur greget obsesinya. Pangkal sukses adalah kesungguhan dan cita-cita yang
tinggi. Dan sebaliknya, ilmu yang diperoleh pun akan sedikit.
Selain
itu, jangan sampai penuntut ilmu ini bersikap malas-malasan. Karena meski
bodoh, tapi berkat kontinuitas belajar, maka bodoh itu akan terkurangi dan
hilang.
E. Kemutlakan
ilmu
Hendaklah
penuntut ilmu memaksimalkan usaha menuju sukses, serius, terus menerus, dengan
menghayati keunggulan ilmu.
Ilmu
yang bermanfaat akan senantiasa hidup, mungkin orangnya sudah tidak ada secara
fisik, namun nama dan ilmunya masih akan senantiasa dikenang dan dipelajari.
F. Penyebab
kemalasan
Malas
terkadang timbul akibat terlalu banyak lendir dahak dan cairan lain dalam
tubuh, cara meminimalisir dengan mengurangi makan. Atau dahak ini disebabkan
banyak inum, dan banyak inum disebabkan oleh banyak makan. Intinya jangan
sampai kita terlalu banyak makan dan minum yang membuat kita menjadi malas.
Disunnahkan untuk bersiwak.
G. Cara
mengurangi makan
Cara
mengurangi makan adalah menghayati berbagai manfaat yang timbul dari
minimalisir makan, antara lain kesehatan, terhindar dari yang haram, dan care/
menjaga terhadap nasib orang lain. Menghayati mudharat yang ditimbulkan ketika
banyak makan, seperti timbulnya penyakit dan bebal juga menghabiskan harta.
Cara lain untuk meminimalisir: menyantap makanan yang berlemak, mendahulukan
makanan yang halus lagi siukai, jangan makan bersama orang lagi kelaparan,
kecuali untuk tujuan yang baik.
Pasal 6
Permulaan
belajar, kapasitas, dan tatib belajar
A. Hari
permulaan belajar
Rasululloh
bersabda, “tiada suatupun yang dimulai pada hari rabu kecuali sungguh
sempurna”. Sehingga mulailah dari hari rabu (sebagai permulaan) karena hari
rabu Alloh menciptakan cahayadan hari itu pula merupakan hari sial bagi orang
kafi, maka berarti berkah bagi orang mukmin.
B. Kuantitas
pelajaran
Untuk
murid pemula adalah sepanjang yang bisa ia hafal dengan mengulang dua kali,
dilanjut sedikit demi sedikit setiap hari, lambat laun akan banyak.
C. Kualitas
pelajaran
Dimulai
dari pelajaran yang mudah dipahami, diawali dari kitab-kitab kecil/ ringkasan
dari kitab besar agar tidak menjemukan dan lebih mudah untuk dihafal.
D. Membuat
catatan
Dianjurkan
agar mencatat pelajarannya setelah hafal dan sering diulang karena pada suatu
saat nanti akan berguna, hendaklah jangan menulis sesuatu yang dia sendiri
tidak paham, karena dapat menumpulkan tabiat, menghilangkan kecerdasan dan
membuang-buang waktu.
E. Memahami
pelajaran
Serius
dalam memahami pelajaran langsung dari guru, atatu dengan cara meresapi,
memikirkan dan banyak-banyak mengulang pelajaran, karena jika pelajaran baru
itu sedikit dan sering diulang-ulang sendiri maka akhirnya dapat mengerti dan
paham.
F. Berdoa
Selalu
berdoa kepada dan merendah Alloh. Karena Alloh mengabulkan doa yang dipanjatkan
dan tidak mengecewakan orang yang berharap kepada Nya.
G. Diskusi
ilmiah
Pelajar
harus melakukan diskusi dalam bentuk mudzakarah (tukar pendapat untuk saling
melengkapi pengetahuan masing-masing), munadhoroh (saling mengkritisi pendapat masing-masing),
dan muthorohah (adu pendapat untuk diuji dan dicari mana yang benar).
Dianjurkan agar dilakukan atas dasar keinsafan, tangan penuh penghayatan, dan
menjauhi sikap emosional. Musyawarah ini untuk menemukan kebenaran. Jika
diskusi hanya untuk sekedar menundukkan lawan dan menaklukannya maka tidak
diperbolehkan, hal yang boleh dilakukan adalah dalam rangka nemnemukan
kebenaran.
Diskusi
akan lebih baik setelah dilakukan menghafal karena akan menambah nilai lebih.
H. Pendalaman
ilmu
Dianjurkan
untuk selalu melakukan penghayatan ilmiah secara mendalam pada setiap
kesempatan dan biasakanlah, karena detail-detail ilmu akan diketahui dengan
cara pendalaman.
Pendalaman
juga harus dimulai sebelum berbicara agar mendapat kebenaran. Pelajar hendaklah
mengambil pelajaran pada setiap waktu dan dalam keadaan apapun, karena hikmah
adalah barang yang hilang dari seorang mukmin, maka silakan diambil dimanapun.
Bahkan
ilmu dianjurkan untuk sering diulang-ulang, saling diskusi dan siajarkan ,meski
sambil beraktivitas atau bekerja.
I.
Pembiayaan ilmu
Apabila
pelajar harus juga harus bekerja untuk menfkahi keluarga, maka dipersilahkan
sambil belajar dan berdiskusi semaksimal mungkin. Orang yang sehat badan dan
akal tidak ada alasan untk tidak belajar ilmu dan fiqih karena ulama dulu yang
tidak punya hartapun tidak pernah lupa untuk belajar fiqih. Namun ketika punya
harta banyak, maka ia sangat beruntung, ketika ia mampu menggunakannya untuk
menjadi sarana ilmu atau untuk menuntut ilmu karena bagian dari bersyukur atas
nikmat akal dan ilmu.
J. Bersyukur
Imam
Abu Hanifah setiap setelah belajar maka akan bersyukur, karena itu ilmunya
senantiasa bertambah. Maka sudha seharusnya pelajar senantiasa bersyukur baik
lisan, hati, perbuatan dan hartanya serta menyadari bahwa kepahaman, ilmu, dan
taufiq itu semuanya datang dari Alloh SWT. Berdoa memohon hidayah kepada Nya.
Jangan membanggakan logika dan akal, mencari kebenaran hanya dengan ini saja.
Karena akal terbatas sehingga ketika sudah melampaui bisa sesat dan
menyesatkan. Sehingga jangan hanya mengandalkan akl dan dirinya sendiri,
bertawakkalah kepada Nya sehingga Alloh akan mencukupi dan membimbing menuju
jalan yang lurus.
K. Pengorbanan
demi ilmu
Janganlah
menjadi orang kikir, gunakan nharta untuk kepentingan agama, ulama, membeli
kitab, dan mengupah penulis, demi kemudahan belajar ilmu dan fiqih. Bahkan
dahulu banyak yang lebih mengutamakan harta ini menjadi sarana untuk membuka
ilmu dibanding untuk hidup bermewah.
L. Tamak
Pelajar
harus memiliki etos yang tinggi, tidak tamak mengharap harta orang lain. Juga
jangan kikir atas harta yang dimiliki, belanjakanlah untuk keperluan diri dan
orang lain.
Pelajar
dahulu latihan bekerja kemudian belajar ilmu, sehingga tidak pernah tamak
terhadap harta orang. Jangan sampai orang alim tamak, karena menghilangkan
kebesaran ilmunya dan tidak berani bicara benar.
M. Lillahi
ta’ala
Pelajar
jangan berharap kepada selain Alloh, jangan pula merasa takut kecuali kepada
Nya, sikap ini dapat diukurdengan seberapa ia berani menyimpang dari balas
agama atau sama sekali tidak berani.
N. Methode
menghafal
Pelajar
mnuntut target yang pas untuk hafalannya sendiri. Dianjurkan untuk mengulang
hafalan kemarin lima kali, lusa empat kali, kemarin lusa tiga kali, sebelumnya
lagi dua kali, dan sebelumnya lagi sekali, terus seperti itu sehingga lebih
mudah. Hendaknya tidak membiasakan lirih/ membisik dalam menghafal, namun
kencangkan dengan penuh semangat tapi tetap memperhatikan agar tidak terlalu
lantang dan membuat kepayahan, harus pertengahan.
O. Masa
tenggang
Pelajar
jangan sampai fakum/jeda/terhenti/labil dan bingung karena itu gangguan. Harus
segera perpindah dan bergerak agar tidak mandeg, sehingga ilmu tidak hilang.
P. Tips
belajar
Hendaknya
agar pelajar fiqh hafal diluar kepala salah satu kitab fiqih, dengan begitu
menjadi lebih mudah menghafal ilmu fiwih yang baru didengar.
Pasal 7
Tawakkal
A. Pengaruh
rizki
Pelajar
harus bersikap tawakkal dalam menuntut ilmu, jangan menghiraukan urusan riski
dan jangan mengotori hati dengan hal tersebut. Barang siapa mempelajari agama
Alloh maka dia mencukupi kebutuhannya, dan memberinya rizki dari hal yang tidak
pernah diduga. Karena ketika sudah memikirkan hal ini, maka jarang sekali yang
bisa mencapai akhlak karimah dan obsesi yang mulia. Maka dianjurkan agar mampu
menundukkan nafsunya dengan cara banyak-banyak beramal sholeh.
B. Pengaruh
urusan duniawi
Janagn
sampai pelajar disibukkan urusan duniawi, karena akan menyebabkan gelisah,
bahkan gelisah ini tidak bisa menolak musibah, tidak bermanfaat, membahayakan
hati, akal dan badan, dan merusak amal kebajikan. Hendaklah memperhatikan
urusan akhirat, karena ini lebih bermanfaat, di buku ini juga berpesan, bahwa
mencari maisyah ini perlu namun jangan sampai melupakan kewajiban dalam mencari
ilmu ini.
C. Hidup
prihatin
Pelajar
harus sanggup bersusah payah, belajar tidak pernah lepas dari kesulitan,
belajar itu pekerjaan agung. Tentu pahala akan disesuaikan dengan kesulitan
yang dihadapi. Barang siapa bersabar dan tabah dalam menghadapi kesulitan
tersebut, maka mendapati kelezatan ilmu melebihi lezatnya dunia.
D. Ilmu
minded
Penuntut
ilmu tidak boleh terpedaya dengan sesuatu selain ilmu, dan tidak berpaling dari
fiqih. Dianjurkan kepada ahli fiqih untuk selalu menekuni ilmunya itu sepanjang
waktu, di situlah dia akan menemukan kelezatan yang agung.
Pasal 8
Waktu
keberhasilan
Waktu
belajar adalah semenjak ayunan/ buaian sampai masuk kuburan. Waktu yang paling cemerlang adalah permulaan
masa remaja, waktu sahur, dan waktu diantara maghrib dan isya. Namun tetap
dianjurkan memanfaatkan semua waktu yang ada, dan bila telah jenuh terhadap
suatu ilmu maka beralih ke bidang studi lain.
Pasal 9
Kasih
sayang dan nasehat
A. Kasih
sayang
Dianjurkan
kepada orang alim hendaklah bersikap penyayang, suka menasehati dan tidak
dengki, karena sifat ini berbahaya dan tidak bermanfaat. Dikisahkan dulu para
ulama mengajar berbagai orang dari segala penjuru, bahkan mengawalinya, namun
tidak pernah meninggalkan anak-anaknya juga untuk belajar, bahkan diberi waktu
yang tidak biasa dalam belajar, namun malah menjadi ulama besar.
B. Menghadapi
kedengkian
Hendaklah
orang alim tidak bertikai dan memusuhi orang lain, karena hal itu hanya akan
menghabiskan waktu sia-sia. Memangb bahwa kebaikan akn dibalas dengan kebaikan,
keburukan dibalas keburukan. Namun hendaknya sebagai orang alim, akan lebih
baik untuk meningkatkan ilmunya, tidak usah mempedulikan orang yang dengki atau
memusuhinya, terus tingkatkan mashlahat diri, maka disitulah kekalahan mereka.
C. Berfikir
positif
Hindarilah
berburuk sangka kepada sesama mukmin, karena ini seumber permusuhan, buruk
sangka ini tidak boleh. Karena ini
timbul dari niat yang jelek dan hati yang kotor.
Pasal 10
Istifadah
(mengambil faedah atau mengambil manfaat
A. Saat
mengambil pelajaran
Dianjurkan
kepada penuntut ilmu agar beristifadah sepanjang waktu sehingga mencapai keunggulan
dan sukses ilmunya. Metodenya ialah dengan membawa ballpoint untuk mencatat
segala ilmu pengetahuan. Karena hafalan dapat lari, namun tidak dengan tulisan.
Seperti apa yang pernah rasululloh sampaikan kepada Hilal ketika Hilal meminta
untuk diulang, namun rasululloh menjawab kenapa tidak membawa ballpoitn,
padahal sampai hari kiamat kebaikan selalu terletak pada ballpoint dan orang
yang membawanya.
B. Pelajaran
dari sesepuh
Dianjurkan
kepada pelajar hendaknya memanfaatkan para sesepuh dan memetik pelajarandari
mereka, tidak setiap yang telah berlalu dapat diperoleh kembali.
C. Rendah
diri
Pelajar
harus sanggup menanggung derita dan hina dalam menuntut ilmu, berkasih mesra
itu dilarang kecuali dalam rangka menuntut ilmu, karen itu murid dianjurkan
berkasih sayang dengan guru, teman-teman sebangku pelajaran dan para ulama agar
mudah memetik pengetahuan dari mereka.
Pasal 11
Waro’
ketika belajar
A. Arti
waro’
Nabi
SAW bersabda, “Barangsiapa tidak berbuat waro’ ketika belajar, maka Alloh akan
memberinya cobaan salah satu dari tiga macam: dimatikan dalam usia muda,
ditempatkan di tengah komunitas orang bodoh atau dijadikan abdi penguasa.
Tetapi
jika waro, maka ilmunya bermanfaat dan berkah.
Termasuk
perbuatan waro’ adalah menghindari perut kenyang, menghindari terlalu banyak
tidur, dan menghindari banyak ngorbrol yang tidak berguna. Jauhi orang yang
pemalas, anarki, karena pergaulan itu membawa pengaruh.
B. Menghadap
kiblat
Hendaklah
duduk menghadap kiblat sewaktu belajar, mengikuti sunnah Nabi SAW, memohon
doanya para ulama ahli kebajikan, dan menghindari doanya orang-orang yang
teraniaya, semua itu termasuk perbuatan waro’.
C. Paranata
spiritual dan sunnah
Para
penuntut ilmu juga jangan sampai mengabaikan adab dan perbuatan sunnah, karena
siapa mengabaikan adab, akan tertutup dari sunnah, siapa mengabaikan sunnah
akan tertutup dari fardhu, dan siapa mengabaikan fardhu, maka tertutup dari
akhirat. Dianjurkan untuk banyak-banyak melakukan sholat sunah, melaksanakan
sholat dengan khusyu, karena ini dapat mendorong kesuksesan dan memudahkan
belajar. Senantiasa membawa buku/ kitab, juga ballpoint kemanapun.
Pasal 12
Penyebab
hafal dan penyebab lupa
A. Faktor
penguat hafalan
Penyebab
paling kuat adalah kesungguhan, kontinuitas, minimalisasi makan dan perbanyak
sholat malam. Juga dengan membaca al quran menjadi salah satu penyebab mudahnya
hafal apalagi membaca Alquran dengan menyimak. Selain itu juga, membaca doa
sebelum mengambil kitab, “bismillahi wasubhanallohi walkhamdulillahi walaa ila
ha illallohuwallohuakbar, wa laa quwwata illa billahlm’aliyil ‘adziimil
‘aziizil ‘aliim. Membaca doa setiap habis sholat fardhu, “aaamantu billahil
wawakhidil akhadil khaq, wakhdahulaa syarikalah, wakafartu bimaa siwaah”.
Dan
juga banyak membaca sholawat nabi karena nabi Muhammad adalah rahmat bagi
seluruh alam. Bersiwak, minum madu, makan kandar (kemenyan putih) dicampur gula
dan menelan kismis merah 211 butir setiap hari kesemuanya dapat membuat mudah
hafal dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Semua makanan dan minuman yang
dapat mengurangi pelendiran dahak dan ciran-cairan yang tidak diperlukan dalam
tubuh mendukung kuatnya hafalan.
B. Penyebab
lupa
Adapun
penyebab mudah lupa adalah maksiat, banyak berbuat dosa, keinginan dan
kegelisahan duniawi, serta terlalu banyak kesibukan dan urusan duniawi.
Keinginan
dunia mengakibatkan gelapnya hati dan sebaliknya, yang semua itu akan terasa
pengaruhnya dalam sholat, dengan kata lain keinginan duniawi akan menghambat
kebaikan sedang keinginan akhirat akan mendorong kebaikan.
Untuk
menghilangkan kegelisahan bia dengan hanyut dalam sholat yang khusyu’, memohon
inayah kepada Alloh. Bahkan jangan sampai ketika menimba ilmu tergoda oleh
hiasan dunia yang bukan pada waktunya.
Pasal 13
Sumber
dan penghambat rizki, penambah dan pemotong usia
Perlu
diketahui hal-hal yang dapat meningkatkan rizky, menyebabkan umur panjang, dan
badan sehat, agar dapat memusatkan perhatian untuk belajar.
A. Sumber
dan penghambat rizki
Rasulullah
bersabda, “tidak dapat merubah tqdir
selain doa, tidak dapat menambah umur selain berbuat bakti, dan sesungguhnya
seseorang menjadi tertutup rizkinya karena dosa yang ia lakukan” disini
terlihat bahwa perbuatan dosa dapat menutup rizky, misal dusta, dsb. Juga tidur
di waktu shubuh dapat menolak rizky, dan terlalu banyak tidur membuat fakir harta
dan ilmu.
Tidur
telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, makan sambil tiduran,
membiarkan sisa-sisa makanan berserakan, membakar kulit bawang merah dan bawang
putih, menyapu lantai dengan kain, menyapu rumah di malam hari, membiarkan
sampah mengotori rumah, lewat di depan orang tua namun tidak sopan, memanggil
orang tua dengan namanya, bertusuk gigi dengan benda kasar, memncuci tangan
dengan lumpur atau debu, duduk di beranda pintu, bersandar pada kaki gawang
pintu, berwudu di tempat kloset, menjahit pakaian yang sedang dipakai, menyeka
wajah dengan kain, membiarkan sarang laba-laba berada di rumah, meremehkan
sholat, bergegas keluar masjid setelah sholat shubuh, terlalu pagi berangkat ke
pasar, terlamba pulang dari pasar, membeli rontokan makanan dari orang fakir
pengemis, mendoakan buruk pada anak, membiarkan wadah tanpa ditutup, dan meniup
untuk mematikan lampu. Semua itu berakibat terjadi kefakiran, seperti
disebutkan oleh atsar.
Menulis
dengan pena rusak, menyisir rambut dengan sisir rusak, tidak mau mendoakan
bagus untuk orang tua, memakai surban sambil duduk, memakai celana sambil
berdiri, kikir, terlalu hemat, ber;lebih-lebihan dalam hidup, suka menunda
pekerjaan, dan meremehkan urusan, semua itu juga menyebabkan kefakiran.
Rizki
juga akan ditambah manakalah kita bersedekah. Bangun pagi-pagi juga menambah.
Kaligrafi indah, air muak simpatik, tutur kata yang manis menambah datangnya
rizki.
Penyebab
kuat memperoleh rizki ialah mengerjakan sholat dengan ta’dzim dan khusyu serta
menyempurnakan semua rukun, wajib, shunah, dan adabnya juga mengerjakan sholat
duha, membaca surat al waqiah khususnya sewaktu orang tidur dimalam hari,
membaca Al Mulk, Al Muzzamil, Al lail, dan Al Insyiroh, datang di masjid
sebelum adzan diserukan, selalu dalam keadaaan suci, melakukan sholat sunah
fajar, dan witir di rumah, kemudian jangan bicara urusan duniawi setelah sholat
witir.
Penyebabnya
lain yaitu jangan terlalu banyak bergaul dengan perempuan kecuali ada keperluan
penting, dan jangan ngobrol yang tidak bermanfaat untuk agama dan dunia.
Wirid
yang menambah rizki juga dibaca pagi dan sore (ada dalam al matsurat),
Setiap
shubuh wirid atau membaca hamdalaj, subhanallah, laailahaailalloh,
masing-masing 33 kali juga setelah sholat maghrib, membaca istighfar 70 kali
setelah sholat shubuh, membaca laa haula.... sebanyak-banyaknya. Membaca
doa-doa yang disunahkan, mebaca alquran yang kemudian membawa fadhilah amal,
dan sebagainya.
B. Penambah
usia
Diantara
penyebab panjang umur adalah berbakti, tidak suka mengganggu orang, menghormati
sesepuh dan bersilaturahim.hendaklah membaca tasbih di pagi dan sore hari.
Hendaklah hindari menebang pohon hidup kecuali terpaksa, menyempurnakan wudhu,
sholat dengan penuh ta’dzim, mebaca alquran diantara ibadah haji dengan umroh,
dan menjaga kesehatan diri.
C. Kesehatan
badan
Harus juga mempelajari
ilmu kesehatan seperlunya dan mengambil berkah/ atsar (warisan leluhur)
mengenai kesehatan atau pengobatan. Seperti kitab thibunnabawi dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar