Senin, 16 November 2015

Membentuk Kepemimpinan melalui Karakter Gerakan KAMMI

Pada hakikatnya kepemimpinan ini menjadi suksesi atau menjadi cita-cita bagi KAMMI. Seperti yang tertulis dalam visinya, khususnya pemimpin yang mewujudkan bangsa ini yang islami. Kepemimpinan ini bukan tujuan materialis semata, namun itu memang sudah menjadi tugas manusia, sudah menjadi tugas umat Islam. Ini tentu sudah diamanahkan Alloh dalam Al-Baqarah ayat 30 tentang tugas manusia sebagai khalifah, sebagai pemimpin di bumi, sebagai pemakmur di bumi.
Kepemimpinan sangat penting. Sejarah telah membuktikannya. Bahkan Indonesia sendiri telah mengalami berbagai rezim dimana ketika pemimpin itu mulai jauh dari nilai islam, maka tujuan nya pun berubah dan akhirnya seperti yang kita ketahui terjadi banyak penyimpangan. Kita bisa melihat pada akhir-akhir pemerintahan orde lama, atau ketika orde baru mulai langgeng.
Maka kepemimpinan yang islami ini menjadi penting dan bisa terbentuk manakala ada sarana yang mau secara sadar mengarahkan kesana. Sehingga tidak menjadi wacana atau hanya sekedar cita tanpa ada realisasinya. Di sinilah salah satu peran KAMMI berbicara. Hadir di saat bangsa lesu serta mampu mendobrak keberanian pemuda khususnya mahasiswa untuk menyadari bahwa salah satu aset negeri ini mulai hilang, yaitu kepemimpinan Islami.
Ketika kita melihat visi KAMMI, yaitu wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami. Maka dari sini kita akan melihat karakter gerakan KAMMI, yaitu sebagai organisasi kader (harakatu tajnid) bisa dilihat pada “melahirkan kader-kader pemimpin” dan organisasi pergerakan (harakatu amal) yang bisa dilihat pada “upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami”.
Sebagai organisasi kader (haraktu tajnid), maka jelaslah bahwa KAMMI menempatkan dirinya sebagai pencetak dan pengelola kader yaitu kader muslim (kader dakwah) dengan ciri khas yang bisa kita temukan pada paradigma gerakannya. Meski kita melihat KAMMI memang lebih bergerak dalam amal siyasi (ranah politik) dengan tetap memperhatikan ranah yang lain. Dari sini lah mengarah pada konsep kepemimpinan, dimana menurut KAMMI perlu diproduksi kader-kader pemimpin nasional yang tangguh, yakni kader-kader pemimpin yang memiliki tingkat intelektual dan moralitas yang tinggi, tidak pernah sedikitpun berfikir menyelewengkan amanah yang diberikan kepadanya, dan memahami apa yang harus diperbuat untuk membawa bangsanya pada ketinggian budi dengan tidak melupakan aspek materi. Di sinilah KAMMI ingin berperan, yakni menjadi organisasi yang solid secara ideologis maupun teknis, sehingga dapat menjadi wadah yang kondusif bagi lahirnya kader-kader pemimpin nasional yang tangguh.
Cara KAMMI membentuk atau memproses kepemimpinan ini sangat banyak ruang pembelajarannya. Misal bisa kita lihat dari proses kaderisasinya. Setelah rekrutmen maka ada yang dinamakan penjenjangan atau sertifikasi, dimana kualitas kader akan diuji. Sehingga kualitas sangat ditekankan. Selain itu ada juga proses pembinaan seperti MK maupun budaya intelektual kader (membaca, diskusi, dan perangkat-perangkat tarbiyah) serta dalam tahap pengkaryaan, KAMMI membentuk kesadaran kepada kadernya akan sarana siyasi sebagai salah satu sarana untuk mengarahkan kebijakan agar bisa bernilai islami, sehingga kader-kader ini banyak yang menempati pos-pos strategis bukan dalam hal kepentingan pribadi atau ambisi kekuasaan namun untuk kemaslahatan (dakwah). Sehingga kredibilitas dan sikap/ integritas kepemimpinan kader akan diuji sebagai wahana pembelajaran, khususnya ketika berada di kampus. Setelah keluar dari dunia kampus, harapannya inilah yang akan menjadi cikal bakal pemimpin-pemimpin di berbagai sektor yang akan mewarnai sektor tersebut dengan kebaikan.
Kepemimpinan ini juga menentukan sukses atau tidaknya suatu bangunan masyarakat yang Islami serta menentukan akan proses perubahan didalamnya. Maka inilah yang menjadi karakter gerakan yang kedua yaitu organisasi gerakan/ amal (harakatu amal).  Sehingga memang sisi ini tidak bisa saling dipisahkan.
KAMMI sebagai organisasi gerakan/ amal ialah seperti beberapa point yang tercantum dalam misi KAMMI yaitu sebagai wadah untuk mencerahkan dan meningkatkan kualiatas masyarakat (madani) dan mengembangkan kerjasama demi melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Ringkasnya ialah pelayanan sosial dan pencerdasan masyarakat (khususnya politik). Untuk lebih jauh mengetahui KAMMI sebagai organisasi gerakan juga bisa dilihat pada paradigma gerakan KAMMI, seperti gerakan tauhid, gerakan intelektual profetik, gerakan sosial mandiri, gerakan politik ekstraparlementer.
Upaya dalam hal pelayanan sosial dan pencerdasan politik masyarakat inilah yang bisa dikatakan “magang” nya kader - jika masih di kampus - menumbuhkan jiwa kepemimpinan di masyarakat. Sedangkan bagi yang sudah tidak berada di kampus (bukan status mahasiswa) maka itulah yang akan menjadi ruang dunia real setelah lama sebelumnya bergelut di ruang praktek pembelajaran di kehidupan kampus.

Viki Adi N (KAMMI Komisariat UNY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar