Pada
hakikatnya kepemimpinan ini menjadi suksesi atau menjadi cita-cita bagi KAMMI.
Seperti yang tertulis dalam visinya, khususnya pemimpin yang mewujudkan bangsa
ini yang islami. Kepemimpinan ini bukan tujuan materialis semata, namun itu
memang sudah menjadi tugas manusia, sudah menjadi tugas umat Islam. Ini tentu
sudah diamanahkan Alloh dalam Al-Baqarah ayat 30 tentang tugas manusia sebagai
khalifah, sebagai pemimpin di bumi, sebagai pemakmur di bumi.
Kepemimpinan
sangat penting. Sejarah telah membuktikannya. Bahkan Indonesia sendiri telah
mengalami berbagai rezim dimana ketika pemimpin itu mulai jauh dari nilai
islam, maka tujuan nya pun berubah dan akhirnya seperti yang kita ketahui
terjadi banyak penyimpangan. Kita bisa melihat pada akhir-akhir pemerintahan
orde lama, atau ketika orde baru mulai langgeng.
Maka
kepemimpinan yang islami ini menjadi penting dan bisa terbentuk manakala ada
sarana yang mau secara sadar mengarahkan kesana. Sehingga tidak menjadi wacana
atau hanya sekedar cita tanpa ada realisasinya. Di sinilah salah satu peran
KAMMI berbicara. Hadir di saat bangsa lesu serta mampu mendobrak keberanian
pemuda khususnya mahasiswa untuk menyadari bahwa salah satu aset negeri ini
mulai hilang, yaitu kepemimpinan Islami.
Ketika
kita melihat visi KAMMI, yaitu wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan
kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang
Islami. Maka dari sini kita akan melihat karakter gerakan KAMMI, yaitu sebagai
organisasi kader (harakatu tajnid) bisa dilihat pada “melahirkan kader-kader
pemimpin” dan organisasi pergerakan (harakatu amal) yang bisa dilihat pada
“upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami”.
Sebagai
organisasi kader (haraktu tajnid), maka jelaslah bahwa KAMMI menempatkan
dirinya sebagai pencetak dan pengelola kader yaitu kader muslim (kader dakwah)
dengan ciri khas yang bisa kita temukan pada paradigma gerakannya. Meski kita
melihat KAMMI memang lebih bergerak dalam amal siyasi (ranah politik) dengan
tetap memperhatikan ranah yang lain. Dari sini lah mengarah pada konsep
kepemimpinan, dimana menurut KAMMI perlu diproduksi kader-kader pemimpin
nasional yang tangguh, yakni kader-kader pemimpin yang memiliki tingkat
intelektual dan moralitas yang tinggi, tidak pernah sedikitpun berfikir
menyelewengkan amanah yang diberikan kepadanya, dan memahami apa yang harus
diperbuat untuk membawa bangsanya pada ketinggian budi dengan tidak melupakan
aspek materi. Di sinilah KAMMI ingin berperan, yakni menjadi organisasi yang
solid secara ideologis maupun teknis, sehingga dapat menjadi wadah yang
kondusif bagi lahirnya kader-kader pemimpin nasional yang tangguh.
Cara
KAMMI membentuk atau memproses kepemimpinan ini sangat banyak ruang
pembelajarannya. Misal bisa kita lihat dari proses kaderisasinya. Setelah
rekrutmen maka ada yang dinamakan penjenjangan atau sertifikasi, dimana
kualitas kader akan diuji. Sehingga kualitas sangat ditekankan. Selain itu ada
juga proses pembinaan seperti MK maupun budaya intelektual kader (membaca,
diskusi, dan perangkat-perangkat tarbiyah) serta dalam tahap pengkaryaan, KAMMI
membentuk kesadaran kepada kadernya akan sarana siyasi sebagai salah satu
sarana untuk mengarahkan kebijakan agar bisa bernilai islami, sehingga
kader-kader ini banyak yang menempati pos-pos strategis bukan dalam hal
kepentingan pribadi atau ambisi kekuasaan namun untuk kemaslahatan (dakwah).
Sehingga kredibilitas dan sikap/ integritas kepemimpinan kader akan diuji
sebagai wahana pembelajaran, khususnya ketika berada di kampus. Setelah keluar
dari dunia kampus, harapannya inilah yang akan menjadi cikal bakal
pemimpin-pemimpin di berbagai sektor yang akan mewarnai sektor tersebut dengan
kebaikan.
Kepemimpinan
ini juga menentukan sukses atau tidaknya suatu bangunan masyarakat yang Islami
serta menentukan akan proses perubahan didalamnya. Maka inilah yang menjadi
karakter gerakan yang kedua yaitu organisasi gerakan/ amal (harakatu
amal). Sehingga memang sisi ini tidak
bisa saling dipisahkan.
KAMMI
sebagai organisasi gerakan/ amal ialah seperti beberapa point yang tercantum
dalam misi KAMMI yaitu sebagai wadah untuk mencerahkan dan meningkatkan
kualiatas masyarakat (madani) dan mengembangkan kerjasama demi melakukan amar
ma’ruf nahi munkar. Ringkasnya ialah pelayanan sosial dan pencerdasan
masyarakat (khususnya politik). Untuk lebih jauh mengetahui KAMMI sebagai
organisasi gerakan juga bisa dilihat pada paradigma gerakan KAMMI, seperti
gerakan tauhid, gerakan intelektual profetik, gerakan sosial mandiri, gerakan
politik ekstraparlementer.
Upaya
dalam hal pelayanan sosial dan pencerdasan politik masyarakat inilah yang bisa
dikatakan “magang” nya kader - jika masih di kampus - menumbuhkan jiwa
kepemimpinan di masyarakat. Sedangkan bagi yang sudah tidak berada di kampus
(bukan status mahasiswa) maka itulah yang akan menjadi ruang dunia real setelah
lama sebelumnya bergelut di ruang praktek pembelajaran di kehidupan kampus.
Viki Adi N (KAMMI Komisariat UNY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar