Sabtu, 25 April 2015

Energi Keberanian


Assalalamu,alaikum, Wr. Wb.

Meneruskan perbincangan yang lalu pada postingan "tetesan pembalikkan" bahwa saya akan menjelaskan 3 energi, maka pada kesempatan ini saya akan menguraikan tentang energi keberanian.

Keberanian ialah penggerak untuk berjuang. Dalam setiap momentum kebaikan, saya yakin keberanian pasti akan maju ke depan. Apalagi dalam hal yang ia bela sebagai suatu prinsip. Maka menjadi wajar jika orang besar mampu menaklukkan ruang ketidakmungkinan yang berada di luar nalar atau logika.

Masih ingatkah dengan kisah panglima Thariq bin Ziyad ketika akan menaklukan Andalusia atau Spanyol? Dengan sebatas pasukan yang tidak terlalu banyak lalu ia membakar semua kapal perangnya setelah di tepi pantai, sehingga pada pasukannya hanya ada 1 pilihan, maju menyerang apapun yang terjadi, karena jika mundur, kapal sudah tiada. Hingga kemenangan pun datang.

Mengapa bisa seperti ini? Mengapa keberanian mampu menembus ruang-ruang ketidakmungkinan? Coba renungkan apa yang mereka bawa, apa yang mereka bela. Prinsip yang mereka bela sudah tertanam dalam dan yakin bahwa prinsip mereka adalah benar. Inilah yang menjadi sumber kekuatan. Apalagi bagi aktivis dakwah yang senantiasa menyeru dan membela prinsip kebaikan. Maka sudah sepatutnya keberanian berada pada garda depan untuk bersiap siaga.

Keberanian bukan hanya berbicara fisik namun juga mental. Keduanya sama-sama berpengaruh, masih ingat dengan kisah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat? Atau masihkah ingat ketika Umar bin Khatab berkata, “Ajari anak-anakmu sastra, agar ia berubah dari pengecut menjadi pemberani”, atau sabda Rasulullah, “ajari anakmu berenang sebelum menulis, karena jika ia tidak bisa menulis maka ia bisa meminta untuk digantikan, namun jika ia tidak bisa berenang, siapa yang akan menggantikan?”

Keberanian akan mengantarkan pada rasa percaya diri, rasa akan mampunya menaklukkan halangan yang berada di depannya apapun itu asalkan yakin dengan apa yang ia tuju, apa yang ia bawa, tentunya keridhoan Alloh SWT.

Keberanian pula lah yang akan mengubah kehidupan dari yang hanya biasa menjadi luar biasa. Menjadikan larinya lelah, larinya putus asa, larinya semua kenegatifan dari kepengecutan. Meski saya yakin bahwa menciptakan keberanian akan sangat tergantung pada situasi dan kondisi.

Semoga apa yang sedikit ini mampu menuangkan setetes air dalam keringnya jiwa, hingga ia mampu menampilkan keberaniannya untuk memanfaatkan setiap peluang, setiap momentum, dalam hal kebaikan dan kesuksesan. Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Jumat, 24 April 2015

Tetesan Pembalikkan


Assalamualaikum. Wr. Wb.

kembali saya ingin berbagi setelah beberapa hari belum menyapa,
Semoga Alloh senantiasa memberikan kelapangan kepada kita semua, membuka pintu hati yang tertutup, mengembalikan segala semangat kita
aamiin

Air terus mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Apakah seperti itu hidup?
Seni memutar balikkan keadaan sangatlah dibutuhkan kawan. Apalagi di zaman ini dimana kata “galau” selalu menjadi trending topik baik di facebook, twitter, dan lainnya.

Berbicara hati memang susah apalagi jika berkaitan dengan perasaan, karena dalam hal ini memang tidak ada standar (standar perasaan). Sungguh Alloh lah Maha yang membolak-balikkan hati, sehingga muncul lah istilah bahwa keimanan memang fluktuatif. Kadang keimanan ada di atas, kadang di bawah.

Butuh sebuah kekuatan arus untuk melawan jika ingin membalikkan ke atas lagi, ingin melawan arus menjadi orang biasa, dan melawan segala ketidakbaikan atau kegalauan yang ada. Ya, energi jawabannya. Lantas energi seperti apa yang akan membuat “tetesan pembalikkan” ini akan berpengaruh???
3 energi ini yang harus dikembalikan adalah keberanian, kesabaran, dan ikhlas. Perjuangan tanpa keberanian, kapankah akan maju melawan arus? Kapankah akan macapat titik tujuan? Kapan akan mampu membalikkan keadaan? Keberanian menjadi mata dalam berjuang, menjadi penggerak dalam berjuang, menjadikan apapun di hadapannya hanyalah sebuah jalan yang harus dilalui. Dari sinilah kesabaran akan dituntut untuk menghadapi kekonsistenannya. Apakah hanya bertahan di awal, di pertengahan, atau di akhir sampai garis finish. Adapun Ikhlas? Masih ingat dengan film “kiamat sudah dekat”? saat diminta untuk mempelajari ilmu ikhlas? Ikhlas akan menjadi sumber yang dahsyat atas apa yang telah dilakukan dalam memutar arus ini. Karena tiada lain kehidupan ini adalah pembelajaran di mana keikhlasan akan selalu dituntut untuk menuju sisi manusiawi.

Mengembalikan 3 ini tentu tidaklah mudah hanya dengan membaca tulisan ini, butuh prospek perenungan dan konteks riil dalam lapangan. Semoga bermanfaat yang sedikit ini.

Insya Alloh pembahasan 3 energi khususnya, akan dibahas pada postingan berikutnya.

Wassalamualaikum. Wr. Wb