Dunia yang Ditentukan #Hastag
Oleh Viki Adi Nugroho
(Masih)
dalam dunia yang sama, derasnya arus informasi dan komunikasi hari ini membuat
sebuah ladang baru, bahkan arena ‘pertarungan’ baru, dan tentu garapan dakwah
baru. Namun masih dalam ingatan kita bahwa informasi yang terus mengalir dengan
begitu cepatnya, hampir dan sukar untuk dikontrol. Terbukti saja, ketika ada
sebuah pesan (broadcast), tak ayal –
terkadang belum selesai dibaca dan belum tahu asal muasal sumbernya – main asal
copy-paste saja. Dunia copy-paste seolah-olah bak nasi sebagai
makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Tentu ini menjadi miris, apalagi bagi
seorang pegiat atau aktivis dakwah. (Ingin) menebar manfaat, namun berbuah
bencana.
Isu
dunia tak ayal pula, bisa digegerkan dan bisa ditentukan dengan hanya tanda
pagar atau kita biasa menyebutnya #Hastag oleh kicauan-kicauan dunia maya
(sosial media). Meski ini adalah versi sosial media, yang terkadang pula hastag yang ada adalah proses
pertarungan kepentingan. Namun kita telah mengetahui era hari ini dimana ‘media
netizen’ memang cukup menjadi perhatian dan perhitungan. Ini buktinya,
pertarungan buzzer dengan hastagnya. Tak lupa dan masih segar
ketika pertarungan hastag aksi bela
islam, dunia jagad maya terasa panas oleh dua pertarungan kepentingan dari umat
Islam dengan pembela ahok.
Berjibaku
di dunia ini memang perlu, untuk era kini, bahkan humas gerakan pun perlu
memiliki tim sosial media secara khusus, untuk membentengi hal-hal yang memang
tidak diinginkan, karena sebenarnya ketika jurnalistik secara ‘formal’
terpenuhi pun itu sudah lumayan. Hanya saja memang jiwa zaman yang menuntut
berbeda sehingga caranya pun harus mencoba mengimbanginya. Namun gerakan mahasiswa
harus ‘pintar’ melihat peluang dan situasi yang ada, karena bisa saja,
pembawaan sebuah isu di jagad dunia maya hanya untuk ‘menyibukkan’ gerakan
mahasiswa (apalagi umat Islam) agar menghabiskan energi disitu, namun lupa
bahwa akan ada kebijakan baru yang mungkin akan dikeluarkan oleh pemerintah.
Dan gerakan mahasiswa lalai terhadap hal ini.
Akun-akun
resmi sosial media yang aktif bisa kita lihat secara jelas (baca: twitter),
namun pertanyaannya, sudahkah ada akun dari gerakan mahasiswa yang terukur dan
masiv dalam skala besar? Mungkin bisa kita sadari akan rentannya akun gerakan,
sehingga ada pilihan akun pribadi sebut saja misalnya. Lalu, akun aktivis
mahasiswa siapa yang sekarang mampu mengcounter
itu? Seandainya alumni, saya percaya, banyak yang memang sudah besar, seperti
akun Pak Fahri, Pak Mahfud MD, dan sebagainya yang kebanyakan adalah alumni
aktivis gerakan mahasiswa.
Memang konsistensi dalam hal ini benar-benar dibutuhkan, keuletan, kerja keras, kesabaran, serta kehati-hatian. Kiranya dunia ditentukan #Hastag, apa yang akan kita lakukan selaku gerakan mahasiswa, apalagi selaku gerakan dakwah, untuk menyiapkan dan menjawab tantangan zaman ini? []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar