Selasa, 18 Juli 2017

Dunia yang Ditentukan #Hastag

Dunia yang Ditentukan #Hastag
Oleh Viki Adi Nugroho


(Masih) dalam dunia yang sama, derasnya arus informasi dan komunikasi hari ini membuat sebuah ladang baru, bahkan arena ‘pertarungan’ baru, dan tentu garapan dakwah baru. Namun masih dalam ingatan kita bahwa informasi yang terus mengalir dengan begitu cepatnya, hampir dan sukar untuk dikontrol. Terbukti saja, ketika ada sebuah pesan (broadcast), tak ayal – terkadang belum selesai dibaca dan belum tahu asal muasal sumbernya – main asal copy-paste saja. Dunia copy-paste seolah-olah bak nasi sebagai makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Tentu ini menjadi miris, apalagi bagi seorang pegiat atau aktivis dakwah. (Ingin) menebar manfaat, namun berbuah bencana.

Isu dunia tak ayal pula, bisa digegerkan dan bisa ditentukan dengan hanya tanda pagar atau kita biasa menyebutnya #Hastag oleh kicauan-kicauan dunia maya (sosial media). Meski ini adalah versi sosial media, yang terkadang pula hastag yang ada adalah proses pertarungan kepentingan. Namun kita telah mengetahui era hari ini dimana ‘media netizen’ memang cukup menjadi perhatian dan perhitungan. Ini buktinya, pertarungan buzzer dengan hastagnya. Tak lupa dan masih segar ketika pertarungan hastag aksi bela islam, dunia jagad maya terasa panas oleh dua pertarungan kepentingan dari umat Islam dengan pembela ahok.

Berjibaku di dunia ini memang perlu, untuk era kini, bahkan humas gerakan pun perlu memiliki tim sosial media secara khusus, untuk membentengi hal-hal yang memang tidak diinginkan, karena sebenarnya ketika jurnalistik secara ‘formal’ terpenuhi pun itu sudah lumayan. Hanya saja memang jiwa zaman yang menuntut berbeda sehingga caranya pun harus mencoba mengimbanginya. Namun gerakan mahasiswa harus ‘pintar’ melihat peluang dan situasi yang ada, karena bisa saja, pembawaan sebuah isu di jagad dunia maya hanya untuk ‘menyibukkan’ gerakan mahasiswa (apalagi umat Islam) agar menghabiskan energi disitu, namun lupa bahwa akan ada kebijakan baru yang mungkin akan dikeluarkan oleh pemerintah. Dan gerakan mahasiswa lalai terhadap hal ini.

Akun-akun resmi sosial media yang aktif bisa kita lihat secara jelas (baca: twitter), namun pertanyaannya, sudahkah ada akun dari gerakan mahasiswa yang terukur dan masiv dalam skala besar? Mungkin bisa kita sadari akan rentannya akun gerakan, sehingga ada pilihan akun pribadi sebut saja misalnya. Lalu, akun aktivis mahasiswa siapa yang sekarang mampu mengcounter itu? Seandainya alumni, saya percaya, banyak yang memang sudah besar, seperti akun Pak Fahri, Pak Mahfud MD, dan sebagainya yang kebanyakan adalah alumni aktivis gerakan mahasiswa.

Memang konsistensi dalam hal ini benar-benar dibutuhkan, keuletan, kerja keras, kesabaran, serta kehati-hatian. Kiranya dunia ditentukan #Hastag, apa yang akan kita lakukan selaku gerakan mahasiswa, apalagi selaku gerakan dakwah, untuk menyiapkan dan menjawab tantangan zaman ini? []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar