Mari Mendengki
Kemarin belum lama, petir menyapa
menepuk pundak dan kalbu
merendah dalam diri bukan sikap seorang mukmin
belajarlah dari Ibnu Rusyd
ia merendah, merendah dengan tidak berkarya
ia lebih suka memberikan penjelasan-penjelasan tentang kitab gurunya
Ibnu Bajjah sebut saja
guru yang diambil dari buku
bukan bertemu tatap muka
karena mereka memang hidup di zaman berbeda
selisih 12 tahun tepatnya
Ibnu Rusyd bisa saja lebih hebat
bahkan lebih terkenal
tapi ia lebih memilih menjelaskan karya gurunya
hingga pada akhirnya
ia disebut sebagai the last of philosoper
menjadi batu bata memang menyakitkan
tatkala jiwa mengecil tanpa dengung berdendang
namun diluar sana saudara seiman bergelar masyhur
mendengki mulai tersulut
apinya membakar kayu
libaslah seluruh kebaikan
silakan.. mendengkilah, di tempat yang menurutmu paling indah
dan selamat,,,
karena nila setitik, rusak susu sebelanga
Viki Adi Nugroho
Gaza, 19/8/17, di tengah jam goblok,
di siang bolong yang penuh dengan guratan pikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar